Kehidupan Unik Warga Kampung Pasir Sumenep, Tidur hingga Makan Beralaskan Pasir
Bercengkerama, makan, bermain, hingga tidur mereka lakukan di atas pasir. Itulah kebiasaan warga Pesisir Utara Sumenep yang erat kehidupannya dengan pasir. Bahkan saat bayi, mereka lahir di atas pasir. Begitu pentingnya tradisi ini bagi warga Desa Legung Timur yang masih bisa dijumpai hingga kini.
Tiap hari warga Sumenep menghabiskan waktu untuk beraktivitas layaknya orang pada umumnya. Bercengkerama hingga melepas penat di rumah tercinta mereka. Namun ada yang janggal, bukan keramik halus melainkan tumpukan pasir lembut menjadi alas mereka untuk beraktivitas. Tradisi unik ini telah menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi ikon bagi warga yang tinggal di Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Desa ini terletak tidak jauh dari bibir pantai di pesisir Utara Pulau Madura. Mulai dari bercengkerama, makan, bermain, hingga tidur mereka lakukan di atas pasir. Rumah mereka sederhana sudah lengkap dengan tembok dan atap yang layak. Warga Desa Legung Timur sengaja tidak menghaluskan lantai, karena mempertahankan tradisi yang sudah ada turun-temurun. Menurut penelitian, ternyata tradisi unik mereka punya manfaat sendiri bagi kesehatan.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Dimana Tradisi Ujungan dilakukan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Unduh-unduh di GKJW Mojowarno Jombang? Berbagai hasil bumi seperti padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan dihias di atas gerobak besar kemudian diarak keliling kampung. Parade arak-arakan hasil panen itu dimulai dari halaman GKJW Mojowarno Jombang.
-
Apa makna tradisi Unduh-unduh yang digelar di GKJW Mojowarno Jombang? Tujuan utama tradisi Unduh-unduh adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun diinisiasi oleh umat kristiani, namun pelaksanaan Unduh-unduh melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
-
Di mana tradisi Kawin Tangkap terjadi? Tradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintainya.Tradisi kawin tangkap memiliki makna dalam mengangkat derajat atau untuk menghilangkan rasa malu kepada keluarga laki-laki.
Sebenarnya mereka mampu membeli kasur empuk dari busa maupun kapas. Meski telah ada kasur busa, namun mereka tetap saja berkasur dengan tumpukan pasir halus.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Lelap, begitulah warga Desa Legung Timur menghabiskan waktu istirahat mereka. Terlihat seperti tidur pada kasur busa biasa. Namun sensasi berbaring di tumpukan pasir ini sangatlah berbeda. Mencobanya bakal mengotori tubuh dengan pasir yang menempel.
Desa ini mewajibkan warganya untuk menyediakan area tumpukan pasir di rumahnya, terlebih sebagai tempat tidur. Tradisi mendorong warga desa untuk melestarikan rumah berpasir agar tetap ada. Sekalipun di rumah mereka ada kasur busa, mereka nyaris tidak pernah menidurinya.
Agar lebih nyaman, mereka tetap menggunakan bantal dari kapas. Tujuannya ialah agar rambut mereka tetap bersih dari butiran pasir. Namun beberapa warga juga enggan memakai bantal kapas. Mereka membuat gundukan pasir sebagai pengganti bantal kapas.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Tradisi rumah berpasir masih eksis hingga kini. Tiap rumah di Desa Legung sebagian besar mempunyai area pasir. Tua muda mereka sudah terbiasa dengan adanya tradisi ini. Bahkan kebanyakan bayi di desa ini dilahirkan di atas pasir. Mereka lahir, tumbuh berkembang, bermain, hingga dewasa di atas pasir. Para orang tua tidak khawatir jika anak-anak mereka terkotori oleh pasir. Mereka menganggap pasir ini punya manfaat bagi kesehatan tubuh mereka.
Pasir diklaim sebagai eksofoliator alami, tekstur butiran super halusnya dipercaya mampu membantu mengelupas kulit secara otomatis. Para ahli menyebutkan, tidur di atas pasir dengan kesehatan lebih dikaitkan kepada kondisi tubuh yang jauh lebih rileks. Nuansa pantai terasa saat berbaring di atas pasir ini. Bahkan pasir mampu membuat suhu di dalam ruangan menjadi lebih sejuk di tengah cuaca panas, begitupula sebaliknya.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Kini beberapa rumah tidak menggunakan pasir sebagai keseluruhan alas rumah mereka. Beberapa bagian rumah kini dipadukan dengan lantai keramik. Ruang tamu menjadi bagian umum untuk dikeramik. Teras dan kamar tidur mereka lebih sering ditemui dengan pasir. Bahkan dapat dijumpai, meskipun rumah sudah dikeramik, namun dilapisi dengan timbunan pasir.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Tradisi tidur berkasur pasir sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pasir di rumah mereka bukalah pasir sembarangan. Pasir ini berasal dari sekitar Pantai Lombang dengan tekstur lembut, bersih, dan mengkilap. Bahkan bila tubuh dalam keadaan basah, pasir ini tidak akan lengket dan menempel pada tubuh.
Sebelum digunakan, warga memastikan betul bahwa pasir tidak menyimpan batu atau benda tajam dan benda berbahaya lainnya. Butiran pasir ini memiliki tekstur yang sangat halus, bersih mengkilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan, pasir akan saring untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya. Jika basah, pasir akan dijemur telebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai alas beraktivitas sehari-hari.
(mdk/Ibr)