Masjid Tertua Wapauwe, Bukti Sejarah Peradaban Islam di Maluku
Bukti sejarah penyebar agama Islam di Maluku masih berdiri kokoh hingga kini. Tercatat keberadaan Belanda membuat masjid ini berpindah lokasi hingga 2 tempat baru. Masjid Wapauwe ditetapkan sebagai masjid tertua di Maluku. Di balik bangunannya yang masih kokoh menyimpan sejarah perjuangan pendakwah Islam di Maluku.
Berkaca pada sejarah, pala memang selalu menggiurkan para pedagang lintas benua. Maluku memang tak bisa lepas dari komoditas rempahnya yang terkenal. Selain Belanda, berbagai saudagar Islam dari berbagai negeri turut singgah di Maluku. Salah satu bukti sejarahnya ialah Masjid Wapauwe di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Seorang Perdana Jamillu Dari Kesultanan Jailolo Di Moloku Kie Raha, yang kini menjadi Maluku Utara menyebarkan Islam ke Leihitu. Saat itu sekitar tahun 1400 ia menyiarkan Islam kepada masyarkat Pegunungan Wawane, tempat pertama kali Masjid Wapauwe didirikan. Konon Masjid Wapauwe usianya lebih tua dibandingkan dengan pusat penyebaran islam di Jawa, Yakni Masjid Demak. Kala itu masjid Demak Didirikan Pada Tahun 1401.
-
Apa yang digambarkan foto pertama di koran? Foto ini menggambarkan jalan-jalan Paris yang dibarikade akibat aksi mogok kerja.
-
Bagaimana foto pertama di koran dipublikasikan? Gambar yang dipublikasikan kemungkinan besar merupakan ukiran tinta dari foto aslinya.
-
Kenapa foto pertama di koran diterbitkan terlambat? Dilansir Greek Reporter, pemberontakan Hari Juni 1848 terjadi dari tanggal 22 hingga 26 Juni, namun lambatnya pengumpulan berita pada saat itu, ditambah dengan jadwal penerbitan mingguan, membuat artikel tersebut baru terbit pada tanggal 1 Juli.
-
Kapan foto pertama di koran diterbitkan? Foto pertama yang menyertai berita di surat kabar muncul pada Juli 1848, di majalah mingguan Prancis L'Ilustration.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Mengapa foto Bumi pertama dari luar angkasa dianggap penting? Foto hitam-putih yang buram merupakan tonggak penting di zaman ketika teknologi belum maju.
Sejarah mengungkapkan kedatangan bangsa kolonial Belanda membuat Masjid Wapauwe terpaksa direlokasi. Perpindahannya bahkan dilakukan hingga dua kali.
©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Hingga di lokasi terakhir saat ini Masjid Wapauwe masih berdiri dengan kokoh di Desa Kaitetu, Leihitu. Ciri khas bangunan kuno tergambar jelas saat memasuki pintu gerbang Masjid Wapauwe. Dikelilingi pagar tembok masjid ini menjadi lebih terjaga sebagai warisan para penyebar agama Islam masa lalu.
Tepatnya tahun 1614 masjid ini dipindahkan ke Desa Tetaha yang berjarak 6 kilometer di Timur Pegunungan Wawane. Kedatangan Belanda membuat para penganut Islam yang berjamaah di Masjid Wawane terganggu dalam beribadah.
Saat pertama kali berdiri Masjid Wapauwe bernama Masjid Wawane, sesuai dengan nama asalnya. Lokasi kedua ini didominasi dengan pepohonan lebat dan banyak ditemukan pohon mangga atau wapauwe. Nama Wapauwe kemudian disematkan pada masjid ini dan digunakan hingga kini.
©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Tembok Masjid Wapauwe mulanya terbuat dari kayu, di dalamnya terdapat 4 pilar penyangga utama atapnya. Atap masjid tua ini selalu dipertahankan materialnya dari awal. Pelepah sagu, dan daun rumbia yang banyak tumbuh di Maluku menjadi atapnya. Masyarakat Maluku menyebutnya gaba-gaba.
Berdiri dengan luas 10 x 10 meter, matarial kayu masjid ini disatukan tanpa menggunakan paku. Sistem pengunci di tiap ujung kayu membuatnya kokoh berdiri hingga kini. Begitupula Mimbar dari kayu yang masih ada hingga kini.
©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Peperangan rakyat Maluku dengan Belanda dalam perang Kapaha dan Wawane menuai kekalahan. Masyarakat Maluku dipaksa oleh Belanda untuk berpindah dari pegunungan untuk turun ke pesisir daratan Tehala yang kini bernama Keitetu. Aturan baru Belanda ini membuat masyarakat dan masjid Wapauwe dipindahkan tepat pada tahun 1664.
Perpindahan Masjid Wapauwe ke Keitetu merupakan awal mula peradaban masyarakat di Kaitetu. Tahun 1664 juga selalu diperingati sebagai tahun berdirinya Negeri Kaitetu. Prasasti di depan Masjid Wapauwe inilah yang menjadi pengingat dan keterangan perihal sejarah singkat berdirinya masjid ini.
©2021 Merdeka.com/Eddie Likumahua
Interior masjid dipenuhi dengan kaligrafi berlafal “Allah” dan “Muhammad”. Diukir pada kayu sederhana disatukan pada ujung pilar masjid dikelilingi daun sagu khas Maluku. Di dalam masjid ini juga terdapat mushaf Al-Qur'an yang ditulis oleh imam pertama Masjid Wapauwe. Dialah Imam Muhammad Arikulapessy yang berhasil menyelesaikan menulis mushaf pada tahun 1590.
Masjid Wapauwe mengalami berkali-kali perbaikan. Tujuh abad lamanya masjid ini berdiri, namun tidak ada perubahan bangunan inti yang signifikan. Masjid tertua di Maluku ini masih terjaga keasliannya hingga kini.