Tradisi Barapan Ayam Sumbawa, Adu Kecepatan hingga Tentukan Harga Jual
Jika di Pulau Madura ada Karapan Sapi, di Pulau Sumbawa ada Barapan Ayam. Sebuah perlombaan yang menuntut ketangkasan joki di arena pertandingan. Tak hanya hadiah yang diperebutkan. Nilai jual sang ayam akan meroket jadi jutaan jika mampu menyabet gelar juara.
Tak cukup dari nilai kekayaan alamnya yang melimpah, Indonesia punya sejuta budaya khasnya. Tiap daerah punya keunikan masing-masing tradisi. Jika di Pulau Madura ada Karapan Sapi, di Pulau Sumbawa ada Barapan Ayam. Secara sederhana keduanya hampir sama, namun yang membedakan ialah hewan yang dilombakan. Barapan Ayam berarti perlombaan balap ayam. Perlombaan ini menjadi tradisi unik turun temurun khas Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Timur.
Tak hanya sekedar hadiah yang diperebutkan. Jika ayam andalan menyabet gelar, akan membuat harga jual sang ayam naik berkali-kali lipat. Dua ekor ayam dipasangkan tali benang yang membuat keduanya dapat lari beriringan. Laju ayam berlari ditentukan oleh sang joki. Keterampilan menggiring ayam harus diperhatikan agar tetap berada di lintasan perlombaan.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
-
Kenapa tradisi Kawin Tangkap dilakukan di Sumba Barat Daya? Motivasi yang melatarbelakangi tradisi ini pun beragam, seperti masalah ekonomi terlilit hutang, atau karena alasan kekerabatan. Masyarakat mengganggap, agar hubungan kekerabatan yang sudah terjalin tidak putus, diperlukan adanya perkawinan antara dua kebisu (suku).
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Dahulu Barapan Ayam merupakan permainan yang rutin digelar saat musim tanam padi. Saat ini tradisi keseruan Barapan Ayam menjadi ikon Sumbawa yang rutin digelar tiap bulan.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Laju kecepatan dipertaruhkan setiap peserta Barapan Ayam. Tongkat rotan kering digunakan untuk mengontrol kecepatan ayam. Tak hanya melatih ayam, joki Barapan Ayam juga harus gesit. Bak mengejar ayam, sang joki Barapan Ayam harus berlari sekencang-kencangnya. Kunci keberhasilan Barapan Ayam ditentukan penuh oleh sang Joki.
Panjang lintasan Barapan Ayam 24 meter. Jarak itulah yang harus ditempuh setiap pemain untuk menentukan gelar juara. Mereka yang jadi pemenang ialah peraih waktu tercepat menggiring ayam dari garis start hingga finish. Tak hanya itu, sepasang ayam ini harus melewati daun lontar di tengah garis finish. Jika daun lontar yang tertancap di tanah berhasil disentuh, maka tim tersebut dikatakan berhasil.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Ayam perlombaan bukanlah ayam sembarangan. Yang berhak untuk diikutsertakan ialah ayam jantan dengan kelas yang sudah ditentukan. Ayam kampung jantan ini dikategorikan dalam kelas 1 hingga kelas 6. Dibedakan dari berat dan ukurannya dari kecil hingga besar.
Tradisi ini biasa digelar di tanah lapang yang dikelilingi dengan jaring sebagai pembatas arena pertandingan. Ayam kampung jantan yang unggul mempunyai jengger merah dan besar. Kaki ramping dan runcing akan menentukan seberapa cepat sang ayam melintasi arena balapan.
Kedua ayam ini hubungkan dengan noga atau sebatang rotan sepanjang 50 hingga 80 cm yang diikat dengan jambo. Jambo sendiri merupakan tali yang melingkari tubuh ayam mulai dari punggung hingga dada. Kedua ujung noga diikatkan dengan jambo pada kedua ayam sehingga mampu berlari secara beriringan.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Tak gampang mengendalikan kedua ayam dalam lintasan. Kedua ayam yang disatukan cenderung berlari berlawanan arah. Bahkan beberapa ayam malah berputar balik menjauhi garis finish. Lain lagi ayam yang berlari menuju kerumunan penonton. Di sinilah keahlian sang joki akan diuji.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Perlombaan Barapan Ayam biasanya diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari besar. Tak hanya puluhan, rata-rata ayam yang ikut serta dalam lomba berjumlah 150 hingga 200 ekor. Mereka memperebutkan hadiah berupa kulkas, kompor, TV hingga peralatan rumah tangga lainnya. Bahkan jika berskala besar, hadiah yang disediakan kambing hingga sapi.
Keberadaan Barapan Ayam telah dilestarikan secara turun-temurun dari leluhur. Ajang lomba ini juga mampu mempererat tali silaturahmi antar warga desa. Tak hanya sebagai ikon khas Pulau Sumbawa, Barapan Ayam juga mendongkrak perekonomian warga dalam meningkatkan harga jual hewan ternaknya. Harga ayam umumnya dari ratusan ribu, mampu mencapai angka jutaan jika terbukti sebagai pemenang Barapan Ayam.
(mdk/Ibr)