Aktivitas Gunung Rokatenda Meningkat: Status Naik Jadi Waspada dan Warga Mulai Cium Bau Belerang
Gunung Rokatenda yang terletak di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Gunung Rokatenda yang terletak di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Badan Geologi, status gunung ini dinaikkan menjadi Level II atau Waspada pada 10 November 2024. Peningkatan status tersebut disebabkan oleh sejumlah tanda-tanda vulkanik, termasuk meningkatnya frekuensi gempa bumi dan tercium bau belerang yang cukup kuat oleh warga setempat.
Menurut laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak awal Oktober hingga awal November 2024, telah terjadi peningkatan jumlah gempa di sekitar kawasan Gunung Rokatenda. Selain itu, pada 9 November 2024, sejumlah warga yang tinggal di sekitar gunung juga melaporkan tercium bau belerang yang sangat menyengat.
- 35 Bangunan Rusak, Gempa Kuningan Dipastikan Tak Pengaruhi Aktivitas Vulkanik Gunung Ciremai
- Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu Sebabkan Belasan Ribu Kali Gempa
- Aktivitas Erupsi Meningkat, Status Gunung Ili Lewotolok Naik Jadi Level Siaga
- Aktivitas Vulkanis Kawah Gunung Bromo Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada Letusan Freatik
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menyatakan bahwa pihaknya telah menetapkan zona larangan di dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi arahan keselamatan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan tidak mempercayai informasi yang tidak resmi terkait kondisi Gunung Rokatenda.
Peningkatan Aktivitas Vulkanik di Gunung Rokatenda
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sejak 1 Oktober hingga 10 November 2024, Badan Geologi mencatat peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Selama periode tersebut, tercatat adanya 24 kali gempa vulkanik dangkal, 30 kali gempa vulkanik dalam, 23 kali gempa tektonik lokal, dan 20 kali gempa tektonik jauh. Semua gejala ini menunjukkan adanya peningkatan pergerakan di dalam perut Gunung Rokatenda.
Selain itu, warga sekitar juga melaporkan tercium bau belerang yang sangat kuat pada 9 November 2024, dari pukul 09.00 hingga 17.00 WITA. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menyatakan bahwa bau belerang tersebut merupakan salah satu indikasi kenaikan aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.
Kenaikan Status Gunung Rokatenda ke Level Waspada
Berdasarkan analisis data seismik dan laporan warga mengenai bau belerang, Badan Geologi memutuskan untuk menaikkan status Gunung Rokatenda dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada). Kenaikan status ini diumumkan pada 10 November 2024 untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi.
“Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, serta memperhatikan potensi ancaman bahaya yang ada, aktivitas Gunung Rokatenda dinaikkan ke Level II Waspada,” ujar Wafid dalam keterangannya yang disampaikan pada Senin, 11 November 2024.
Pihak Badan Geologi juga mengimbau agar warga senantiasa mengikuti rekomendasi yang diberikan demi keselamatan bersama.
Badan Geologi Anjurkan Zona Larangan Radius 2 Kilometer
Sebagai langkah pencegahan, Badan Geologi merekomendasikan agar tidak ada aktivitas yang dilakukan dalam radius 2 kilometer dari puncak Gunung Rokatenda. Hal ini bertujuan untuk mengurangi potensi bahaya jika terjadi letusan atau erupsi freatik yang bisa terjadi secara mendadak.
“Diharapkan masyarakat dan wisatawan tidak melakukan kegiatan dalam kawasan radius 2 kilometer dari puncak atau pusat aktivitas Gunung Rokatenda,” kata Wafid.
Langkah ini diambil sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah dengan risiko tinggi.
Waspada Ancaman Lahar Hujan
Selain ancaman letusan, Badan Geologi juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya lahar hujan. Saat musim hujan, material letusan yang berada di puncak gunung, yang bersifat rapuh dan mudah tergerus, bisa terbawa arus air dan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di Gunung Rokatenda. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir lahar di daerah-daerah sekitar.
Material vulkanik yang ada di sekitar kawah bisa dengan mudah tergerus air hujan dan terbawa ke aliran sungai, meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar.
Pemantauan Intensif dan Pencegahan Penyebaran Informasi Tidak Benar
Badan Geologi berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap aktivitas Gunung Rokatenda.
Pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada masyarakat guna mencegah penyebaran berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Pemantauan akan terus dilakukan, dan jika ada perubahan status atau kondisi yang memerlukan tindakan lebih lanjut, pihak berwenang akan segera menginformasikan kepada masyarakat.