Amerika Serikat Ternyata Gagal Bunuh Komandan Pasukan Khusus Iran
Amerika Serikat rupanya gagal menjalankan misinya untuk membunuh Abdul Reza Shahlai, Komandan Pasukan Khusus Iran.
Tak banyak yang tahu, Amerika Serikat rupanya gagal membunuh komandan pasukan khusus Iran. Abdul Reza Shahlai, diketahui sebagai pejabat militer Iran terkuat kedua setelah Jenderal Soleimani.
Serangan yang dilakukan bersaman dengan terbunuhnya Jendral Soleimani ini gagal menjalankan misinya. Amerika Serikat diketahui menargetkan beberapa pejabat tinggi Iran termasuk Jenderal Soleimani dan Abdul Reza Shahlai.
-
Kenapa presiden baru Iran ingin lebih dekat dengan Amerika Serikat? Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Airlangga Hartarto dengan delegasi Kongres Amerika Serikat? Pertemuan tersebut membicarakan sejumlah agenda strategis, di antaranya pada bidang investasi energi dan kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).
-
Bagaimana cara kompi TNI AD mengalahkan tentara Amerika Serikat dalam latihan? Saat latihan Joint Readiness Training Center (JRTC) Rotation 21-01, di Fort Polk, Louisiana, Amerika Serikat, kompi TNI AD berhasil menaklukannya. Tak hanya itu, kompi TNI AD juga mampu menguasai sasaran serangan. Di mana selama 20 tahun terakhir, tidak pernah dikuasai satuan manapun.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Senjata apa yang AS pasok ke Israel? Amerika Serikat Adalah pemasok Terbesar Persenjataan ke Israel Dikutip dari Times of Israel, AS menyuplai hingga 92 persen persenjataan militer Israel.Terutama jet tempur F-35 dan misil berpemandu.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
Langsung saja simak ulasan informasi yang dihimpun dari The New York Times berikut ini.
Petinggi Militer Iran yang Gagal Dibunuh AS
Rupanya, di balik terbunuhnya Soleimani, ada kegagalan yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat. Dikutip dari The New York Times, Minggu (12/1), serangan udara yang gagal di Yaman rupanya ditujukan pada Abdul Reza Shahlai, seorang pejabat dengan Pasukan Quds Iran. Selain itu, Abdul Reza Shahlai juga diketahui sebagai pengelola pembiayaan milisi regional yang didukung oleh Iran.
AFP PHOTO/AHMAD AL-RUBAYE
"Militer Amerika tidak berhasil mencoba membunuh seorang pejabat senior militer Iran di Yaman," kata pejabat Amerika Serikat seperti yang dikutip dari The New York Times, Rabu (12/1).
Abdul Reza Shahlai Jadi Target Pembunuhan Sebelum Soleimani
Tak banyak yang tahu, Shahlai dan Soleimani menjadi dua dari beberapa pejabat Iran yang ditargetkan pemerintah Amerika Serikat. Bukan tanpa alasan, pemerintah menargetkan mereka sebagai upaya menghentikan serangan di situs-situs Amerika yang didukung oleh Iran. Tak hanya itu, penargetan tersebut juga sebagai upaya untuk mencegah Iran dalam meningkatkan agresi di wilayah tertentu.
Bahkan, Amerika Serikat sendiri telah menawarkan hadiah USD15 juta atau Rp206 miliar untuk informasi mengenai Abdul Reza Shahlai. Dilansir dari The New York Times, Shahlai bermarkas di Yaman, tempat Iran mendukung pemberontak Houthi yang berperang melawan koalisi Arab Saudi. Di mana koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi ini mendapatkan bantuan logistik, senjata dan intelijen dari militer Amerika Serikat.
Serangan Dilakukan di Hari yang Sama dengan Soleimani
Rupanya, serangan pada Abdul Reza Shahlai dilakukan di hari yang sama dengan Soleimani. Dikutip dari The New York Times, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyetujui serangan terhadap Abdul Reza Shahlai pada periode yang sama dengan serangan pada Jenderal Soleimani. Kendati begitu, masih belum jelas apakah serangan di Yaman itu berlangsung di waktu yang bersamaan.
AFP
Seperti dikatakan sebelumnya, Abdul Reza Shahlai merupakan salah satu pejabat tinggi Iran yang ditargetkan oleh pasukan Amerika Serikat. Lantaran, Abdul Reza Shahlai merupakan seorang pejabat dengan Pasukan Quds Iran, sebuah organisasi militer yang kuat yang dipimpin oleh Jenderal Soleimani.
Sering Menargetkan Serangan Kepada Pasukan AS
Donald Trump diketahui memperluas deskripsi mengenai ancaman dari Iran yang katanya mendorong penyerangan pada Jenderal Soleimani. Menurut Presiden Amerika Serikat saat ini, Iran telah merencanakan melakukan penyerangan di beberapa kedutaan besar di Timur Tengah, termasuk Kedutaan Besar Amerika di Baghdad.
"Saya dapat mengungkapkan bahwa saya yakin itu mungkin empat kedutaan," kata Trump kepada Laura Ingraham dari Fox News seperti dikutip The New York Times.
Kendati begitu, Donald Trump tidak memberikan informasi dan penjelasan tambahan mengenai ancaman dari Iran tersebut. Tak ayal, Christopher S. Murphy dari Conncticut yang bertugas di Komite Hubungan Luar Negeri menuliskan jika ada bukti serangan pada empat kedutaan besar tersebut, maka Administrasi akan mengatakannya di briefing pada hari Rabu.
Soleimani Telah Merencanakan Serangan Besar
Lebih lanjut, Michael Richard Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ke-70 mengatakan Jenderal Soleimani telah merencanakan serangan pada orang Amerika. Tidak tanggung-tanggung, ancaman serang tersebut dikatakan termasuk ke kedutaan Amerika Serikat.
AFP
"Kami tidak tahu persis pada hari mana itu akan dieksekusi, tetapi sangat jelas: Qassim Soleimani sendiri merencanakan serangan besar-besaran terhadap kepentingan Amerika, dan serangan-serangan itu sudah dekat." kata Michael Richard Pompeo.
Soleimani Berencana Membentuk Pasukan
Salah seorang pejabat senior administrasi mengatakan, para intelijen menunjukkan jika Soleimani berencana membentuk pasukan untuk melakukan serangan di wilayah tersebut. Nantinya, serangan itu mampu mengakibatkan banyak orang Amerika menjadi korban. Serangan besar-besaran itu dimaksudkan untuk membuat pasukan militer Amerika Serikat menarik diri dari Irak.
Tak hanya itu, beberapa pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri juga mengatakan Amerika Serikat sadar bila Jenderal Soleimani selalu mampu melakukan serangan mematikan pada Amerika.
Soleimani dan Pasukan Quds
Para pejabat administrasi juga mengatakan Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang Amerika. Pasukan Quds sendiri merupakan lengan Korps Pengawal Revolusi Islam. Dari sekian banyak korban, kebanyakan dari mereka adalah prajurit yang bertempur di Irak pada pertengahan 2000an.
AFP
Kala itu, Pasukan Quds memberikan teknologi serta pelatihan pada milisi Syiah Irak untuk membuat bahan peledak kuat yang mampu menembus kendaraan lapis baja militer Amerika Serikat. Diketahui bahan peledak tersebut adalah jenis bom pinggir jalan paling mematikan yang pernah ditemukan oleh orang Amerika dalam perang, seperti dilansir dari The New York Times.
(mdk/tan)