Apakah Thalasemia Bisa Sembuh? Begini Penjelasan Medis & Ketahui Gejalanya
Berikut penjelasan medis apakah Thalasemia bisa sembuh dan gejalanya.
Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan Thalasemia. Namun, beberapa dari masyarakat juga mungkin masih belum mengetahui apa itu Thalasemia.
Thalasemia merupakan kelainan darah bawaan saat tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Sedangkan, hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.
-
Apa itu anemia aplastik? Anemia aplastik merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kekurangan sel darah dalam tubuh, yang disebabkan oleh berhentinya produksi sel darah oleh sumsum tulang belakang.
-
Mengapa Anemia Aplastik terjadi? Penyebab anemia aplastik dapat berasal dari kondisi keturunan atau faktor lingkungan.
-
Kapan seseorang bisa mengalami gejala Anemia Aplastik? Anemia aplastik dapat menimbulkan berbagai gejala, meskipun gejalanya dapat bervariasi antara satu individu dengan yang lainnya.
-
Bagaimana cara mengobati Anemia Aplastik? Pengobatan anemia aplastik tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi individu.
-
Kapan penurunan jumlah sel darah merah pada anemia akut terjadi? Dalam kasus anemia akut, penurunan jumlah sel darah merah terjadi dengan cepat dan tiba-tiba, menyebabkan gejala yang mengganggu dan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.
-
Kapan ibu hamil dikatakan mengalami anemia? “Kalau pada trimester 1 disebut anemi kalau kurang dari 11 miligram zat besi, di trimester 2 kurang dari 10,5 atau paling gampang semuanya dibawa 10 setengah milligram,” kata Noroyono.
Saat ini, penyakit Thalasemia sudah banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, sejumlah dokter atau tenaga medis pun telah mengedukasi masyarakat mengenai Thalasemia di akun media sosial mereka. Termasuk mengenai risiko Thalasemia diderita oleh anak.
Hal ini dilakukan lantaran masih banyak dari masyarakat Indonesia yang awam akan penyakit ini. Padahal, Thalasemia termasuk dalam penyakit yang penderitanya perlu untuk diwaspadai.
Tentu saja, banyak dari orang-orang yang bertanya-tanya apakah Thalasemia bisa sembuh? Terlebih jika di dalam keluarganya ada yang menderita Thalasemia. Rupanya, ada penjelasan medis yang bisa menjawab pertanyaan apakah Thalasemia bisa sembuh tersebut.
Lantas apakah Thalasemia bisa sembuh? Bagaimana penjelasan medisnya? Bagaimana gejala Thalasemia yang perlu diwaspadai?
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (3/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Apa Itu Thalasemia?
Melansir dari halodoc, Thalasemia merupakan kelainan darah bawaan saat tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Gangguan hemoglobin ini kemudian menyebabkan kerusakan pada sel darah merah secara berlebihan. Sehingga mampu memicu anemia. Ini merupakan suatu kondisi tubuh tidak mempunyai cukup sel darah yang normal dan sehat.
Thalasemia adalah penyakit yang bersifat genetik. Itu artinya, setidaknya salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa faktor Thalasemia akibat mutasi genetik atau penghapusan fragmen gen kunci tertentu. Dijelaskan bahwa mutasi genetik yang diwariskan dalam keluarga inilah yang menjadi faktor risiko utamanya.
Seorang anak bisa menderita Thalasemia apabila salah satu atau kedua orang tuanya memiliki riwayat penyakit Thalasemia juga. Tahukah kalian, ras dan atnis tertentu juga mampu meningkatkan risiko penyakit Thalasemia. Misalnya seperti kelainan darah ini lebih rentan diderita oleh orang-orang Asia, keturunan Afrika-Amerika dan Mediterania.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, Thalasemia menjadi penyakit yang penderitanya perlu diwaspadai. Khususnya yang berat. Hal ini lantaran, Thalasemia mampu menyebabkan komplikasi. Mulai dari gagal ginjal, gangguan hati, pertumbuhan terhambat hingga mengancam keselamatan jiwa.
Gejala Thalasemia
Sebelum membahas apakah Thalasemia bisa sembuh, ada baiknya untuk mengetahui gejala-gejalanya terlebih dahulu. Gejala dan tanda Thalasemia bervariasi tergantung dengan jenis apa yang dimiliki oleh penderita dan tingkat keparahannya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa orang yang kehilangan satu gen alfa mungkin tidak akan merasakan gejala apapun. Sementara, orang yang kehilangan dua gen alfa atau satu gen beta bisa mengalami gejala anemia ringan seperti kelelahan. Akan tetapi, kondisi tersebut juga bisa membuat penderitanya tidak merasakan gejala apapun.
Gejala Thalasemia Ringan hingga Sedang
- Kelelahan
- Kelemahan
- Pembengkakan perut akibat limpa membesar
- Pertumbuhan lambat
- Kelainan tulang seperti osteoporosis
Gejala Thalasemia Parah
- Nafsu makan buruk
- Kulit pucat atau kekuningan
- Perubahan bentuk tulang wajah atau deformitas
- Urine gelap. Akan tetapi kondisi ini tidak hanya menjadi indikasi Thalasemia saja. Sebab, cholangitis juga bisa menyebabkan urine gelap.
Hilangnya tiga gen alfa (penyakit Hemoglobin H) sering kali menyebabkan gejala anemia ketika lahir. Selain itu juga bisa menyebabkan anemia parah seumur hidup.
Thalasemia beta mayor (anemia Cooley) sering kali menyebabkan gejala anemia parah yang bahkan bisa dilihat sejak usia 2 tahun. Bukan hanya itu, Thalasemia juga bisa menunjukkan gejala ketika kelahiran di beberapa bayi.
Akan tetapi pada sebagian kasus lainnya, bayi yang menderita kondisi tersebut baru mengembangkan gejalanya selama 2 tahun pertama kehidupan.
Apakah Thalasemia Bisa Sembuh?
Masyarakat luas mungkin bertanya-tanya apakah Thalasemia bisa sembuh? Rupanya, ada penjelasan medis yang bisa menjawab pertanyaan apakah Thalasemia bisa sembuh tersebut. Melansir dari Alodokter, dokter Nadia Nurotul Fuadah menjelaskan bahwa pada kasus ringan (Thalasemia minor), penanganan khusus sering kali tidak diperlukan.
Namun pada Thalasemia mayor, penderita bisa memerlukan penanganan medis. Seperti transfusi darah berulang, pemberian beberapa obat lainnya, operasi pengangkatan limpa dan transplantasi sumsum tulang.
Dokter Nadia mengungkapkan jika sejauh ini belum ada pengobatan yang bisa memastikan kesembuhan Thalasemia. Meski begitu, seringnya gejala dapat diredakan dengan penangan yang tepat.
Sehingga, penderita Thalasemia pun bisa beraktivitas dengan baik. Selain itu mereka juga bisa memiliki kualitas hidup yang meningkat dan angka harapan hidup bertambah.