Chat Terakhir Korban Dukun Pengganda Uang pada Anaknya: Takut Ayah Mati
Pesan terakhir korban pembunuhan berantai dukun di Banjarnegara kepada anaknya
Salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan Tohari alias Mbah Slamet (45), rupanya sempat mengirimkan pesan terakhir kepada anaknya melalui aplikasi WhatsApp.
PO (53), sepertinya sudah curiga dengan gelagat Slamet yang akan menghabisi nyawanya. Dia pun sempat berkirim pesan dan meminta anaknya untuk datang bersama aparat kepolisian jika ia sudah tak bisa lagi dihubungi. Simak ulasannya:
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
Korban Pembunuhan Sempat Kabari Anaknya
Melansir dari Instagram @instambanjarnegara, membagikan foto tangkapan layar berisi chat PO kepada anaknya.
Korban PO berpesan agar anaknya segera datang bersama polisi ke lokasi jika sampai beberapa hari kedepan ia sudah tidak bisa lagi dihubungi.
Instagram/@instambanjarnegara ©2023 Merdeka.com
"Ini di rumah pak slamet buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah gak ada kabar sampai hari minggu langsung aja ke lokasi bersama aparat ya. Glydas tau kok rumahnya," tulis korban dalam pesannya.
Korban Sudah Curiga akan Dihabisi Pelaku
Korban juga sempat mengirimkan lokasi keberadaannya via WhatsApp (WA) ke anaknya. Ia sepertinya sudah curiga dengan gelagat Slamet yang terlihat akan menghabisi nyawanya.
"Takut Ayah mati ini share lok Pak Slamet," tulis korban.
Instagram/@instambanjarnegara ©2023 Merdeka.com
Ternyata benar, setelah mengirimkan pesan itu korban PO sudah tidak bisa lagi dihubungi oleh anaknya. Lalu pada 27 Maret, atau tiga hari setelahnya salah satu anak korban melaporkan hal itu ke Polres Banjarnegara.
Isi pesan PO yang memberi informasi soal keberadaanya itupun menjadi petunjuk utama terungkapnya kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Slamet.
Lebih dari 10 Mayat Ditemukan
Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata ditemukan lebih dari 10 jenazah dikubur di sebuah lahan di lereng bukit di daerah Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mayat-mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan berencana oleh Slamet, yang mengaku-ngaku sebagai dukun pengganda uang.
Jenazah-Jenazah tersebut ditemukan pada kedalaman sekitar 80 centimeter hingga satu meter. Beberapa di antaranya masih dalam kondisi utuh dan sebagian sudah menjadi tulang belulang.
Instagram/@polresbanjarnegara ©2023 Merdeka.com
Motif Pembunuhan
Motif pembunuhan yang dilakukan oleh Slamet ini dikatakan ada kaitannya dengan aksi penipuan yang dilakukan pelaku selama beberapa tahun belakangan. Untuk mengelabui korbannya, Slamet mengaku memiliki kemampuan menggandakan uang.
Salah satu orang yang datang kepada Slamet adalah PO yang dijanjikan jika uang sebesar Rp70 juta yang disetorkan akan digandakan menjadi Rp5 miliar.
Namun karena tak kunjung mendapat uang yang dijanjikan, korban kemudian menagih uang mahar yang sudah diberikan kepada Slamet. Pelaku yang kesal karena ditagih kemudian tega melakukan pembunuhan dengan cara diracun.