Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Hal tersebut disampaikan melalui unggahan video di kanal Youtube chrisbo makanmakan.
Pria yang akrab dipanggil Tisman itu mengaku sudah membangun bisnisnya sejak 22 tahun silam.
Sempat mengalami jatuh bangun, kini pabrik kerupuk kulit milik Tisman sudah bisa meraih omzet hingga ratusan juta perbulan. Simak ulasannya:
Kisah Sukses Eks Karyawan BUMN
Dalam video yang dibagikan, Tisman mengungkap jika dia memulai usaha tersebut sejak tahun 2003 bersama sang istri.
Pada saat itu, dirinya masih berkeja sebagai salah satu karyawan BUMN.
- Kuli Bosan Hidup Susah, Banting Setir Jualan Pisang Keju Ramainya Minta Ampun Sampai Difitnah Pakai Dukun
- Kisah Pasutri ASN Asal Tulungagung Sukses Bisnis Rambak Premium, Berhasil Produksi 75 Kg/Hari
- Kisah Pengusaha Percetakan di Jember Raup Omzet Rp400 Juta per Bulan, Rekrut Puluhan Tetangga jadi Karyawan Dadakan
- Kisah Pengusaha UMKM Akar Jawi Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan, Modal Awal Cuma Rp200.000
Hingga akhirnya, dia mantap untuk mengundurkan diri dan fokus merintis bisnisnya.
"Saya bekerja di bandara di Garuda Indonesia Grup staff personalia (BUMN)," kata Tisman dikutip dari Youtube chrisbo makanmakan (20/3).
Setelah keluar dari pekerjaan, Tisman dan istrinya memulai bisnis kerupuk kulit dari nol.
"Saya berhenti kerja, mau enggak mau memilih salah satu. (pilih) usaha kerupuk kulit yang notabene pasti merangkak dari bawah dari kaki lima," kata Tisman.
Sempat mengalami jatuh bangun, usaha Tisman kini mulai berjalan lancar.
Saat ini, dia bahkan sudah memiliki 14 orang karyawan yang bekerja di pabrik kerupuk kulit miliknya.
Bahkan, dalam satu bulan dia sudah bisa memproduksi kerupuk kulit hingga 2,5 ton dan dipasarkan di ribuan swalayan.
"Sekarang karena kita sudah masuk ke alfamart alfamidi jadi permintaan Alhamdulillah akhirnya bisa 80 kilo sampai 100 kilo sehari," kata Tisman.
Tisman mengatakan, jika kerupuk kulit hasil produksinya sudah dipasarkan di 12.000 outlet minimarket yang ada di pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Omset Ratusan Juta
Dalam satu bulan, Tisman mengaku bisa meraup omzet mencapai Rp400 sampai Rp700 juta.
"Omset kita kalo di posisi ini sekitar Rp400 juta pernah paling tinggi Rp700 juta sebelum covid," ungkapnya.
Memulai dengan berjualan di pinggir jalan, kini usaha yang dirintis Tisman terus mengalami kemajuan.
Setelah 22 tahun, Tisman dan istrinya berhasil mendirikan pabrik sendiri. Ke depannya, ia berharap produknya bisa di ekspor ke luar negeri.