Gus Baha Sebut Pendakwah Seharusnya Membangun Suasana Nyaman, Bukan Malah Menghina
Gus Baha menekankan betapa pentingnya menjaga adab dan kehormatan saat berbicara.
Belakangan ini, Miftah Maulana Habiburrahman, yang dikenal sebagai Gus Miftah, menjadi perbincangan publik setelah diduga menghina seorang penjual es teh. Setelah menerima banyak kritik, ia pun meminta maaf.
Sebelum kejadian tersebut, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha telah mengingatkan umat Islam untuk menjaga martabat satu sama lain. Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @alqolbumutayyam89, Gus Baha menekankan pentingnya adab dan penghormatan dalam berkomunikasi, terutama di kalangan sesama muslim.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Apa yang dimaksud dengan 'ikhtiar' dalam Islam? Ikhtiar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan kata lain, orang yang berikhtiar adalah mereka yang memilih berusaha daripada berdiam diri, untuk mendapatkan apa yang sedang diinginkan dalam hidup. Orang yang berikhtiar akan berusaha sebaik mungkin, dengan mengharap rahmat kebaikan dari Allah agar hajatnya dimudahkan.
-
Apa itu aib dalam Islam? Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan.
Ia mengutip hadis yang menegaskan bahwa melecehkan sesama muslim adalah tindakan yang sangat dilarang.
"Haram bagi seorang muslim dari muslim lainnya darahnya, hartanya, dan harga dirinya," ujar Gus Baha, merujuk pada sabda Rasulullah SAW.
Hadits ini, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, menjadi dasar penting dalam menjaga hubungan antar umat Islam. Gus Baha menegaskan bahwa tindakan pelecehan, baik itu melalui ucapan, sikap, maupun tindakan, sangat tidak diperbolehkan dalam Islam.
"Wong nak wis Islam, haram dunyane mbok gasap, haram harga dirine mbok lecehno. Paham ngih?" Pesan ini berfungsi sebagai pengingat agar umat Islam lebih berhati-hati dalam berbicara.
Menurut Gus Baha, perkataan yang kasar atau merendahkan dapat menciptakan suasana yang tidak harmonis dan merusak hubungan antar sesama.
"Nak ngomong ilmu nemen-nemen nganti wong liyo koyo manuk ketulup iku ora oleh," tegasnya, menggambarkan bagaimana ucapan yang berlebihan dapat membuat orang lain merasa bingung dan tertekan.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk selalu menjaga adab dalam berbicara agar hubungan antarsesama tetap terjaga dengan baik.
Ulama Sejati akan Rendah Hati
Gus Baha menjelaskan bahwa ulama yang sejati biasanya menunjukkan sikap rendah hati saat berinteraksi dengan orang lain.
"Roto-roto ulama tenanan nak ketemu wong gayane gaya awam," ungkapnya.
Hal ini disebabkan karena penggunaan istilah ilmiah yang terlalu rumit dapat membuat orang lain merasa terpinggirkan.
"Perkarane, nak kowe ngomong ilmu berlebihan, podo karo gawe suasana ndekn koyo manuk ketulup, hah hoh (bingung)," tambahnya.
Oleh karena itu, ulama yang berkualitas biasanya memilih pendekatan yang lebih ringan, seperti humor, saat berkomunikasi dengan masyarakat. Ia memberikan contoh ketika seseorang berbicara dengan bahasa yang sangat tinggi, sehingga orang lain merasa tidak berdaya.
"Lha iku ora oleh, nggawe suasana wong ketok gobloke, kowe ketokno pintere. Iku pelecehan," tegas Gus Baha.
Gus Baha menekankan bahwa sikap seperti itu sebaiknya dihindari, terutama oleh para pendakwah atau tokoh agama. Mereka seharusnya menciptakan suasana yang nyaman dan membangun, bukan sebaliknya, membuat orang merasa terhina.
Pentingnya menjaga etika dalam berbicara diungkapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap sesama muslim. Gus Baha mengingatkan bahwa setiap muslim berhak untuk dihormati, baik dari segi darah, harta, maupun martabat.
"Jadi, nak ketemu wong ya ojo digasak dunyane, ojo dihinakake harga dirine," ujarnya.
Penekanan ini sangat relevan, terutama dalam konteks dakwah, di mana pendakwah diharapkan dapat memberikan teladan yang baik kepada umat.
Ulama yang Memiliki Tutur Kata Baik
Gus Baha menekankan bahwa dakwah yang efektif tidak hanya berkaitan dengan penyampaian ilmu, tetapi juga tentang menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih.
"Ulama sing bener mesthi paham ngene. Nak ngomong ya ndak nggawe wong liyane kikuk," ujarnya.
Pesan ini mengajarkan kita bahwa dalam berdakwah dan berinteraksi sosial, diperlukan tidak hanya pengetahuan, tetapi juga adab dan akhlak yang baik. Merendahkan orang lain dapat merusak hubungan antar sesama dan berpotensi mencederai ajaran Islam itu sendiri.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha mengajak umat untuk senantiasa menjaga kehormatan satu sama lain dan menghindari sikap merendahkan.
"Ngomong sing apik, nganggo akhlak, amarga kabeh iki tanggung jawab kita nang ngarsan Allah," tambahnya.
Pesan ini menjadi pengingat yang sangat relevan di tengah kondisi sosial yang sering kali dipenuhi oleh konflik verbal. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga hubungan yang harmonis, termasuk dengan cara menjaga lisan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul