Uji Coba Ini Sukses, 5G Bisa Pakai Satelit LEO
ESA dan Telesat mencetak sejarah dengan menghubungkan satelit LEO ke jaringan 5G NTN, menghadirkan potensi baru bagi telekomunikasi global dan akses internet.
Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Telesat mencapai tonggak sejarah dengan berhasil menghubungkan satelit orbit rendah Bumi (LEO) ke darat menggunakan teknologi jaringan non-terestrial 5G (NTN).
Inovasi ini diyakini akan merevolusi komunikasi global, memungkinkan penggunaan satelit seperti smartphone untuk mendukung respons bencana, layanan kesehatan jarak jauh, hingga operasi industri di daerah terpencil.
-
Bagaimana cara satelit internet LEO bekerja? Ketika satelit diluncurkan, ia akan terbang mengangkasa sampai ke orbitnya. Orbit ini sederhanannya jalan bagi satelit untuk beroperasi mengirimkan sinyal. Setelah sampai di orbit, ia akan berputar mengelilingi Bumi.
-
Kapan teknologi 5G di luncurkan? Berbekal belasan uji coba itu, teknologi 5G akhirnya hadir di Tanah Nusantara pada 27 Mei 2021.
-
Dimana uji coba 5G dilakukan? Di tempat yang sama juga dipamerkan inovasi teknologi VR. Semua akses internet perangkat ini terhubung dengan stasiun BTS jaringan 5G yang khusus disediakan saat ajang Asian Games 2018.
-
Kenapa jaringan 5G penting? Jadi saya tetap merasa bahwa percepatan 5G itu perlu, karena untuk memperkuat infrastruktur digital Indonesia. Teknologi-teknologi baru itu akan bisa berfungsi maksimal ketika teknologi 5G itu diimplementasikan maksimal,
Kolaborasi ini dimulai setelah ESA dan Telesat menandatangani Memorandum of Understanding awal tahun ini, memberikan ESA akses ke satelit LEO 3 milik Telesat. Satelit ini digunakan untuk pengujian aplikasi berlatensi rendah, memastikan kinerja aplikasi yang sensitif terhadap keterlambatan sinyal.
Dalam eksperimen tersebut, teknologi 5G dari Amarisoft berhasil menjaga koneksi stabil dengan satelit yang bergerak dari horizon hingga puncak elevasi 38 derajat.
Ini adalah pertama kalinya teknologi 5G NTN berhasil dihubungkan dengan satelit LEO yang bergerak cepat dibandingkan eksperimen sebelumnya yang menggunakan satelit geostasioner.
Peluang Baru di Berbagai Sektor
Mengutip IFLScience, Senin (6/1), keberhasilan ini membuka peluang besar untuk berbagai sektor. Teknologi ini dapat mendukung layanan telehealth seperti operasi jarak jauh, memperkuat konektivitas kendaraan otonom, membantu tim respons bencana, dan meningkatkan akses internet dalam penerbangan. Hal ini juga memberikan solusi komunikasi bagi masyarakat di daerah terpencil yang sebelumnya sulit terjangkau.
“Eksperimen ini membuktikan keunggulan teknis ESA dalam mengembangkan teknologi akses satelit broadband. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan ESA mendukung jaringan broadband satelit canggih, membuka jalan untuk proyek mendatang seperti IRIS²,” jelas Alberto Ginesi, Kepala Seksi Sistem Telekomunikasi dan Teknik ESA.