Hamas Tanggapi Gencatan Senjata Israel-Hizbullah, Nyatakan Siap Damai di Gaza
Hamas nyatakan siap gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Israel dan Hizbullah sepakat mengakhiri konflik yang terjadi selama satu tahun terakhir.
Dilansir dari Jerusalem Post, Kamis (28/11) kesepakatan tersebut mendapat perhatian internasional sekaligus membuka harapan bagi perdamaian Hamas dan Israel di Gaza.
- Hamas Tanggapi Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Begini Reaksinya
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Hamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
- Israel Tak Mampu Hancurkan Hamas, Terpaksa Mundur dari Gaza
Saat mengumumkan perjanjian Lebanon pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengatakan akan memperbarui dorongannya untuk mencapai perjanjian yang sulit dicapai di Gaza, serta mendesak Israel dan Hamas untuk memanfaatkan momen tersebut.
Meski begitu para pemimpin Israel belum tertarik meredakan ketegangan dengan Hamas. Mereka menjelaskan bahwa tujuan perang di Gaza sangat berbeda dengan tujuan perang di Lebanon.
“Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman lagi bagi Negara Israel. Kami akan mencapai kemenangan yang menentukan di sana. Lebanon berbeda,” ucap Menteri Pertanian Avi Dichter, anggota kabinet keamanan dan mantan kepala Shin Bet (Badan Keamanan Israel).
Ia pun menegaskan bahwa sejauh ini Israel tidak akan mengakhiri konflik di Gaza.
“Apakah kita berada di akhir (serangan Gaza)? Jelas tidak. Masih banyak yang harus kita lakukan,” tanggapnya lagi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga telah bersumpah untuk memulangkan 101 tahanan dan memberantas Hamas.
Hormati Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kelompoknya menghargai hak Lebanon untuk mencapai kesepakatan dengan Israel. Tujuannya untuk melindungi rakyat dan mengharapkan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Dia juga berharap hal itu akan membuka jalan untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza. Perang Israel-Hamas.
Meski demikian, Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri juga menuduh Israel tidak fleksibel, dan mengatakan kelompoknya masih menginginkan kesepakatan.
Selama ini negosiasi antara kedua belah pihak telah lama terhenti. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.
“Kami berkomitmen untuk bekerja sama dalam segala upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, dan kami tertarik untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami,” kata Sami.
Siap Damai dengan Israel
Sami menegaskan Hamas siap melakukan gencatan senjata dan melakukan pertukaran tahanan dengan Israel.
“Kami telah memberi tahu para mediator di Mesir, Qatar, dan Turki bahwa Hamas siap untuk melakukan perjanjian gencatan senjata dan kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan,” kata seorang pejabat Hamas.
Pada Rabu (27/11) lalu, Hamas mengatakan pihaknya terbuka terhadap upaya untuk mencapai kesepakatan di Gaza.
Hamas siap dengan perjanjian harus mengakhiri perang, menarik pasukan Israel keluar dari Gaza, memulangkan warga Gaza yang terlantar ke rumah mereka, dan mencapai tujuan sandera serta kesepakatan pertukaran tahanan.
Reaksi Palestina Israel-Hizbullah Gencatan Senjata
Kabar bahwa Hizbullah telah memutuskan untuk menghentikan pertempuran membuat banyak warga Gaza kecewa.
Mereka merasa ditinggalkan dan dilupakan, meskipun beberapa orang berharap nasib mereka akan berubah.
Namun berbeda dengan di Tepi Barat, politisi senior Otoritas Palestina Hussein al-Sheikh menyambut baik perjanjian tersebut di Lebanon.
“Kami menyambut baik keputusan gencatan senjata di Lebanon, dan kami menyerukan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan perang kriminalnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat serta menghentikan semua tindakan eskalasi terhadap rakyat Palestina,” Sheikh, seorang orang kepercayaan Presiden Mahmoud Abbas, diposting di X/Twitter.