Jarang Disorot, Ini Wajah Tentara yang Menembak Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani
Tampang tentara yang menembak Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani.
Indonesia baru saja memperingati Hari Kemerdekaan ke-76. Momen haru ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan. Seperti diketahui, para pahlawan rela berkorban mempertaruhkan nyawa untuk bisa membuat Indonesia merdeka.
Salah satunya yakni Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani. Pahlawan Indonesia ini gugur tertembak di kediamannya. Ahmad Yani ternyata ditembak oleh prajuritnya sendiri. Lantas bagaimana tampang tentara yang menembak Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani?
-
Kapan Nyai Ahmad Dahlan mendapatkan gelar pahlawan nasional? Atas jasanya terhadap agama Islam dan kaum perempuan, pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Nyai Ahmad Dahlan dengan SK Nomor 042/TK/1971.
-
Kenapa KH Ahmad Hanafiah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional? Gelar tersebut diserahkan oleh Presiden RI kepada perwakilan keluarga di Istana Negara Jakarta pada Jumat (10/11) lalu.
-
Kapan Yanwar dilantik menjadi perwira TNI? Saat ini, Yanwar sudah menyelesaikan masa pendidikan dan dilantik menjadi seorang TNI dengan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda) di bahu yang tentu membuat sang ayah begitu bangga.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
-
Kapan Raja Ali Haji dianugerahi gelar pahlawan nasional? Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Melansir dari akun Instagram revolusi_bangsa1965, Kamis (19/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tragedi G30S/PKI
Tragedi G30S/PKI akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia. Penyiksaan dan pembantaian para pahlawan revolusi memberikan luka mendalam bagi Tanah Air.
wordpress.com
Begitu pula yang dirasakan oleh keluarga terdekat, terlebih mereka juga menyaksikan dan mengalami langsung tragedi tersebut.
Salah satu korban kekejaman Partai Komunis Indonesia yakni Jenderal Ahmad Yani. Tragedi ini juga lah yang merenggut nyawa sang Pahlawan Revolusi.
Ditembak Prajuritnya
Ahmad Yani gugur karena ditembak oleh prajuritnya Sersan Dua Gijadi. Prajurit tersebut menembak Ahmad Yani di kediamannya pada dini hari. Lebih tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1965.
Sersan Dua Gijadi menggunakan senapan jenis Thompson sebanyak 7 butir peluru untuk menembak sang atasan. Saat itu pun Ahmad Yani gugur dengan masih mengenakan piyama.
Instagram revolusi_bangsa1965 ©2021 Merdeka.com
Sebelum gugur, para prajuritnya datang ke rumah dan mengatakan sang presiden meminta bertemu. Ahmad Yani yang hendak membersihkan diri dan mengganti baju pun dilarang oleh mereka. Mendengar larangan tersebut, Ahmad Yani sempat secara spontan menampar salah satu prajurit hingga jatuh tersungkur bersama senjatanya.
Melihat hal itu, prajurit lainnya yang berdiri di samping Serda Gijadi memintanya untuk menembak. Usai mendapat perintah, Serda Gijadi menembak Ahmad Yani dari belakang setelah menutup pintu hingga meninggal dunia. Sosok yang memberi perintah kepada Serda Gijadi adalah Sersan Satu Raswad.
"Foto adalah foto Sersan dua GIJADI Ketika baru di tangkap,dan di bawa ke rumah Tahanan CPM," tulisnya dalam keterangan foto.
Anak Melihat Langsung
Tragedi G30S/PKI yang merengut nyawa Ahmad Yani rupanya juga disaksikan langsung oleh keluarga terdekat. Terutama anak-anak sang Pahlawan Revolusi. Anak jenderal Ahmad Yani pun memberikan kesaksian lengkap atas tragedi yang merenggut nyawa sang ayah.
"saya (anak Jenderal Ahmad Yani) lihat langsung iya kan? Eddy lihat langsung, kakak-kakak saya yang perempuan juga lihat langsung," kata Untung Mufreni Yani, anak Jenderal Ahmad Yani.
Instagram @jejaksoeharto ©2020 Merdeka.com
"Cuma waktu penembakan memang saya sama Eddy, setelah penembakan itu karena suaranya keras bangun kakak saya semua. Saya masuk ke kamar mau bangunin tetapi yang keluar ibu Juwi duluan, kami kejar mas dari belakang," sambungnya.
"Diseret sampai luar, dilemparkan sampai ke dalam bis kalau enggak salah. Almarhum itu dilempar ke dalam bis, setelah itu berangkat mereka. Sudah, kami tunggu. Nah waktu kamu kejar sampai di luar di belakang situ, mohon maaf mas saya agak," ungkap Untung, anak Jenderal Ahmad Yani yang tak bisa menyelesaikan ceritanya karena menahan emosi dan air mata.
Komentar Masyarakat Indonesia
Unggahan tersebut tentu menarik perhatian masyarakat Indonesia. Mereka kembali mengingat sejarah kematian Jenderal Ahmad Yani. Beragam komentar pun membanjiri unggahan tersebut.
"'Bapak diminta menghadap bapak presiden'," tulis akun ye_aldi.
"@ye_aldi "Kalo begitu tunggulah!saya mandi dulu," tulis akun revolusi_bangsa1965.
"@revolusi_bangsa1965 Yang bilang bapak dipanggil presiden untuk segera datang ke istana ucapan itu dilontarkan oleh Sersan Satu Raswad,kemudian pak Yani menjawab"Baiklah saya mau mandi dulu,kemudian dijawabPraka Dokrin "Tidak perlu,kemudian pak Yani berkata"Kalau begitu saya akan Cuci muka dulu dan ganti Pakaian,dan jawab lagi oleh Praka Dokrin "Tidak usah berpakaian,kemudian pak Yani secara spontan langsung memukul praka Dokrin hingga jatuh tersungkur berserta senjatannya dan pak Yani mengatakan Lancang kalian tahu apa kalian,kemudian Sertu Raswad yang berdiri disamping Serda Gijadi untuk menembak pak Yani dari belakang setelah menutup pintu.Sersan Satu Raswadlah yang memberikan perintah kepada Serda Gijadi untuk menembak pak Yani hingga akhirnya meninggal,dan setelah pak yani jatuh yang menyeret kaki pak Yani dari ruang makan hingga keluar rumah menuju halaman rumah dilakukan oleh Praka Tumiran Anggota Cakrabirawa.Kalau ditayangan Film G30/S-PKI Setelah pak yani jatuh tersungkur posisinya dalam keadaan terlentang,kedua tangannya dan kakinya diangkat otomatis kepala dan badan tidak membentur bebatuan yang ada diluar rumah.bisa di bilang dikatakan peristiwa kejadian yang sebenarnya lebih keji dari pada yang ada di Film Pengkhianatan G 30 S/ PKI," tulis akun hendra.sudrajat.562.
"Sayang karir militer yang cemerlang dari Pak Yani harus berakhir di ujung senapan Sersan Dua Gijadi," tulis akun bobbysamosir79.
(mdk/tan)