Kenali Penyebab Penyakit Ayan Epilepsi Beserta Gejala & Cara Mengatasinya
Penjelasan mengenai penyebab penyakit ayan epilepsi beserta gejala dan cara mengatasinya.
Penyakit ayan atau epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik di otak yang berlebihan. Kondisi tersebut lantas menyebabkan penderitanya mengalami kejang di sebagian atau seluruh tubuh secara berulang.
Umumnya, seseorang dinyatakan menderita penyakit ayan atau epilepsi apabila pernah mengalami kejang lebih dari satu kali. Khususnya yang tanpa diketahui penyebabnya dengan jelas. Bukan hanya orang dewasa saja, penyakit ini sebenarnya bisa diderita oleh semua kalangan usia. Namun, biasanya penyakit ayan atau epilepsi dimulai sejak saat masih anak-anak.
-
Bagaimana cara pengobatan epilepsi pada perempuan ini? D'Orlando mengatakan, tengkorak perempuan itu ditusuk paku setelah meninggal untuk mencegah penularan epilepsi yang dideritanya.
-
Bagaimana cara mengatasi anak epilepsi saat kejang? 1. Jauhkan anak dari benda berbahaya di sekitar, seperti benda tajam dan keras, tangga, serta perabotan rumah yang berpotensi melukai. 2. Baringkan tubuh ke arah kanan atau kiri agar cairan di mulut bisa keluar dan tidak masuk ke jalur pernapasan. 3. Sesaat setelah kejang, pantau kondisi anak apakah anak masih bernapas, jika tidak segera bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat. 4. Selama dan setelah kejang usai, anak akan mengalami kebingungan. Tenangkan dia dengan kata-kata yang positif. 5. Jika sudah stabil, biarkan anak istirahat.
-
Apa saja gejala epilepsi pada anak? Setelah mengetahui cara menangani anak yang mengalami penyakit epilepsi maka berikut ini adalah gejala yang akan dialami anak yang mengalami epilepsi: 1. Mengangguk dengan ritme yang rapi 2. Berkedip sangat cepat 3. Tidak menanggapi suara yang bising 4. Bibir anak berwarna biru 5. Pernapasan tidak normal
-
Apa yang dilakukan oleh bangsa Romawi untuk mengobati epilepsi? Apoteker Bangsa Romawi pada abad ke-12 mempercayai bahwa darah seorang petarung yang gugur dapat mengobati epilepsi, sampai-sampai mereka menyimpan bubuk mumi ekstrak yang diambil dari mesir.
-
Kapan anak epilepsi bisa mengalami kejang? Biasanya kejang pada anak yang epilepsi disebabkan karena beberapa hal berikut: Lupa minum obat, kurang tidur, terlambat atau lupa makan, stres fisik dan emosi, sakit atau demam, dosis obat antiepilepsi yang rendah dalam darah. Selain itu, cahaya yang berkedip-kedip juga bisa memicu kejang pada anak.
-
Kenapa penting untuk selalu mendampingi anak epilepsi? Dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dampingi anak ketika menjalani aktivitas yang membahayakan nyawanya jika terjadi kejang. Pastikan Anda melindungi semua bagian tubuh anak ketika beraktivitas. Misalnya jangan biarkan berenang sendirian, atau berikan pelindung kepala yang memadai ketika mereka sedang bersepeda. Atau saat berada di kamar mandi, pastikan anak tidak mengunci pintu agar dapat ditolong.
Penyakit ini dapat menyerang seseorang saat terjadinya perubahan atau kerusakan di dalam otak. Seperti diketahui, terdapat neuron atau sel-sel saraf di dalam otak yang merupakan bagian dari sistem saraf. Setiap sel saraf ini akan saling berkomunikasi menggunakan impuls listrik. Pada kasus penyakit ayan atau epilepsi ini, kejang terjadi saat impuls listrik dihasilkan secara berlebih.
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (18/10), berikut penjelasan mengenai penyebab penyakit ayan epilepsi beserta gejala dan cara mengatasinya.
Gejala Penyakit Ayan Epilepsi
Melansir dari halodoc, kejang secara berulang adalah gejala utama penyakit epilepsi. Karakteristik kejang akan bervariasi bergantung pada bagian otak mana yang terganggu pertama kali. Selain itu juga bergantung pada seberapa jauh gangguan terjadi. Kejang penyakit epilepsi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan gangguan pada otak, berikut di antaranya:
1. Kejang Parsial
Pada kejang parsial atau focal, otak mengalami gangguan hanya sebagian saja. Kejang ini juga dibagi menjadi dua kategori, yakni:
- Kejang Parsial Simpel, kejang yang tidak membuat penderitanya kehilangan kesadaran. Gejalanya bisa berupa anggota tubuh yang menyentak, muncul sensasi kesemutan, pusing dan kilatan cahaya.
- Kejang Parsial Kompleks, terkadang kejang focal ini dapat mempengaruhi kesadaran penderitanya. Sehingga membuat penderitanya tampak seperti bingung atau setengah sadar selama beberapa saat. Ciri-cirinya adalah pandangan kosong, menelan, mengunyah atau menggosok-gosokan tangan.
2. Kejang Umum
Pada kejang umum atau menyeluruh, gejala terjadi pada sekujur tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan yang berdampak juga pada seluruh bagian otak. Adapun gejala-gejala yang bisa dialami penderita yang terserang kejang umum adalah sebagai berikut:
- Mata terbuka ketika kejang
- Terkadang mengeluarkan suara-suara atau berteriak
- Kesulitan bernapas beberapa saat sehingga badan tampak pucat bahkan membiru
- Mengompol
- Kejang tonik, tubuh menjadi kaku selama beberapa detik. Bisa diikuti dengan gerakan ritmis pada lengan atau kaki atau tidak sama sekali. Otot-otot pada tubuh khususnya lengan, punggung dan kaki berkedut
- Kejang atonik, otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks. Sehingga penderita bisa terjatuh tanpa kendali
- Kejang klonik, gerakan menyentak ritmis yang biasanya menyerang otot wajah, leher dan lengan
- Dalam beberapa kasus, kejang menyeluruh membuat penderita benar-benar tidak sadarkan diri. Setelah sadar, penderita juga tampak bingung selama beberapa menit atau jam
Faktor Risiko Penyakit Ayan Epilepsi
Terdapat beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ayan atau epilepsi. Berikut faktor-faktor risikonya:
a. Usia
Penyakit epilepsi umumnya dialami oleh usia anak-anak dan lansia. Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh semua kalangan usia yang memiliki risiko terkena epilepsi.
b. Genetik
Riwayat kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga juga bisa menjadi pemicu penyebab seseorang menderita epilepsi.
c. Cedera pada Kepala
Cedera kepala bisa menjadi penyebab epilepsi.
d. Stroke dan Penyakit vaskular
Stroke dan penyakit pembuluh darah (vaskular) lainnya mampu menjadi penyebab terjadinya kerusakan otak di mana dapat memicu kondisi ini.
e. Demensia
f. Infeksi Otak
Peradangan pada otak atau sumsum tulang belakang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi.
g. Riwayat Kejang di Masa Kecil
Kejang bisa disebabkan oleh demam tinggi. Pada kondisi ini, umumnya anak lebih rentan mengalami epilepsi.
Penyebab Penyakit Ayan Epilepsi
Melansir dari Alodokter, penyebab penyakit ayan atau epilepsi sebelum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang diduga mampu mempengaruhi pola aktivitas listrik otak. Epilepsi terjadi akibat adanya pola aktivitas listrik yang tidak normal pada otak. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga terkait dengan beberapa kondisi berikut:
- Cedera kepala
- Cerebral palsy (lumpuh otak)
- Down syndrome
- Meningitis
- Neurofibromatosis
- Malformasi arteri vena
- HIV/AIDS
Bukan hanya itu saja, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita epilepsi. Berikut faktor-faktornya:
- Terlahir prematur
- Terlahir dengan kelainan otak
- Terlahir dengan kondisi kekurangan oksigen (hipoksia)
- Memiliki keluarga yang menderita epilepsi
- Mengalami malnutrisi
- Mengalami pendarahan otak
- Menderita penyakit Alzheimer
- Menderita demensia
- Menderita tumor otak
- Menderita stroke
- Menyalahgunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Menderita infeksi bakteri di otak, seperti meningitis atau ensefalitis
- Menderita infeksi saat kehamilan sehingga janin mengalami kerusakan otak
Cara Mencegah Penyakit Ayan Epilepsi
Dikatakan belum ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ayan atau epilepsi. Akan tetapi, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari kejang kambuh setiap saat. Berikut upaya-upaya yang dimaksud:
- Berolahraga secara rutin
- Banyak minum air putih
- Mencukupi waktu tidur dan istirahat
- Mengelola stres dengan baik
- Makan teratur
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter
Selain itu, terdapat beberapa cara yang bisa mencegah gangguan kesehatan yang mungkin menjadi pemicu epilepsi:
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
- Menjalani imunisasi
- Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan
- Mencuci tangan sesudah menyiapkan makanan
- Memeriksakan kandungan secara rutin untuk menurunkan risiko epilepsi pada bayi
- Menggunakan helm saat mengendarai motor
- Menggunakan sabuk pengaman saat mengemudikan mobil
- Tidak merokok