Kendati berduka, dia sama sekali tak mengutuk perbuatan Israel.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh terbunuh di Iran saat menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, Selasa (30/7). Duka mendalam dirasakan keluarga hingga sang menantu perempuan berbagi salam perpisahan. Kendati berduka, dia sama sekali tak mengutuk perbuatan Israel. Sebaliknya, ucapannya begitu menenangkan hati. Berikut ulasan selengkapnya.
Duka mendalam kini tengah menyelimuti warga Gaza. Salah satu pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dinyatakan wafat usai terbunuh oleh serangan Israel di Teheran, Iran. Beberapa waktu lalu, sang menantu perempuan, Inas Haniyeh lantas muncul ke publik mengucap salam perpisahan ke sang ayah. Dia berbagi rasa duka hingga videonya tersebar luas ke media sosial.
"Dalam sebuah video yang mengharu, Inas Haniyeh, anak menantu perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbagi pesan perpisahan setelah Haniyeh terbunuh di Iran," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @aljazeeraenglish.
Dia mengawali ucapan dengan ungkapan duka mendalam. Mendiang ayah mertua disebutnya sebagai sosok yang luar biasa.
"Dengan hati yang puas dengan penghakiman dan takdir Tuhan, aku berduka atas laki-laki yang namanya memenuhi bumi dan langit, seorang pria yang dikenal dengan baik," katanya.
Selain menyebut sang ayah sebagai sosok luar biasa, Inas juga tak segan memanggil mendiang Ismail dengan berbagai sebutan kesayangan. "Aku berduka atas mertuaku, orang tercintaku dan ayahku, mahkota kepalaku dan jantung hatiku," ungkapnya. "Saat dia bergabung dengan para syuhada, orang-orang jujur ââdan orang-orang yang diberkati. Saat dia bergabung dengan putra-putranya dengan darah yang diberkati. Dia martir yang heroik, pemimpin yang hebat," sambungnya.
Dalam video tersebut, Inas mengaku jika dia beserta segenap keluarga kini tengah mengalami kesedihan yang begitu dalam. Saat berucap demikian, dia bahkan tak kuasa menahan air mata. "Mata kami berkaca-kaca, hati sedih atas perpisahanmu, Abu Abed, ayah kami, kami sedih," terangnya. Menutup video, Inas Haniyeh lantas memberi doa dan harapan mendalam bagi situasi di Gaza. Dia berharap agar kondisi warga Gaza kian membaik dan situasi dapat mereda.
"Semoga Tuhan segera memberikan kebaikan dan situasi yang lebih baik. Rasa sakitnya begitu luar biasa," ungkapnya.Â
Dia tak ketinggalan ikut memberi salam perpisahan kepada mendiang ayah mertua.
Dia turut berharap agar segenap sanak saudara dapat berkumpul kembali dengan Ismail Haniyeh di surga kelak.
"Jika Tuhan menghendaki, kami akan bertemu di surga kembali. Selamat jalan, pemimpin kami," tutupnya.Â
Sebelumnya dilaporkan, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran saat menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Hamas telah mengonfirmasi pembunuhan ini dan menyebut Israel pelakunya. Dalam pernyataannya Hamas menyampaikan, Haniyeh dan salah satu ajudannya terbunuh setelah bangunan tempat mereka menginap dibom.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka bersama rakyat Palestina yang besar, bangsa Arab dan Islam, dan seluruh masyarakat merdeka di dunia: Saudara, pemimpin, syahid, Mujahid Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan tersebut, yang terbunuh dalam serangan Zionis yang kejam yang menargetkan kediamannya di Teheran,â jelas Hamas, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (31/7). Meski demikian, Garda Revolusi tidak memberikan penjelasan rinci bagaimana Haniyeh dibunuh dan mengatakan serangan tersebut dalam penyelidikan. Haniyeh meninggalkan Gaza pada 2019 dan tinggal di Qatar. Sementara pemimpin Hamas lainnya yang berada di Gaza adalah Yahya Sinwar.
View this post on Instagram A post shared by Al Jazeera English (@aljazeeraenglish)
A post shared by Al Jazeera English (@aljazeeraenglish)
Haniyeh menegaskan Hamas tidak akan mundur walaupun keluarga mereka ditargetkan Israel.
Begini Reaksi Israel Atas Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Kebiadaban tentara Israel terus berlanjut, kini perkosa wanita hamil dan membunuhnya di hadapan sang suami.
Israel diduga menjadi pelaku atas pembunuhan salah satu tokoh senior Hamas Palestina itu.
Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran pada Selasa (30/7).
Insinyur Palestina mengalami gangguan jiwa usai ditahan Israel selama 7 bulan. Pria cerdas itu kini pikirannya justru seperti anak kecil.
Gerombolan pemukim Israel merebut paksa tanah dan melecehkan pria Palestina hingga mengancam akan memperkosanya saat dipenjara di Sde Teiman.
Genosida Israel terhadap warga Gaza, Palestina, masih terus berlangsung hingga kini.
Kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbuntut panjang dan mendapat reaksi keras dari pemerintah Iran.
Sipir tersebut bekerja di penjara Israel yang terkenal kejam dan kerap menyiksa para tahanan Palestina.
Berikut kisah pilu anak Palestina saat melihat orang tuanya ditembak di hadapannya.
Menjelang beraksi, terungkap jika yang bersangkutan turut menuliskan hingga surat wasiat.