Kisah Pasukan Hantu Dayak Paling Ditakuti Tentara Belanda, Senjata Saktinya Melegenda
Pada masa Belanda, Suku Dayak melakukan perlawanan dengan senjata khasnya, sehingga disebut sebagai pasukan hantu.
Dalam sejarah, sejauh ini senjata populer yang dipakai oleh pasukan Indonesia ketika melawan pasukan Belanda adalah bambu runcing. Romantisme terhadap bambu runcing sangat kuat sehingga melupakan senjata lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas.
Tepatnya di Pulau Kalimantan. Pulau terluas di Indonesia ini menyimpan kekayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh Suku Dayak. Pada masa Belanda, Suku Dayak melakukan perlawanan dengan senjata khasnya, sehingga disebut sebagai pasukan hantu.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Bagaimana Belanda menguasai wilayah Batak? Sistem baru ini mengubah cara Belanda dalam menguasai daerah dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme dengan melakukan politik ekspansi. Pax Netherlandica ini dilakukan dalam penguasaan di tanah Batak. Selain menguasai wilayah, Belanda pun juga membawa pengaruh budaya baru, yaitu penyebaran agama kristen yang tergabung dalam gerakan Rijnsche Zending dan tokoh penyebarannya yaitu Nommensen.
-
Apa yang dilakukan Brigjen Hasan Basri untuk melawan Belanda di Kalimantan Selatan? Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu.
-
Mengapa Nyi Mas Gamparan melawan Belanda di Banten? Ia tak ingin warga Banten diremehkan oleh bangsa asing, terlebih kesewenang-wenangan Belanda yang menyiksa masyarakat Banten.
-
Kapan Kyai Makmur ditembak oleh Belanda? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
Kisah senjata mematikan dan pasukan hantu di Suku Dayak inilah yang menarik untuk ditelisik lebih jauh. Berikut adalah ulasan lengkapnya.
Keganasan Suku Dayak
©2022 Merdeka.com
Pada masa penjajahan, pasukan Belanda sangat superior ketimbang pasukan tanah air, khususnya Suku Dayak. Hal ini karena Belanda mempunyai senjata yang memadai untuk melakukan peperangan dan intimidasi.
Namun, berbeda ceritanya ketika Belanda masuk ke pedalaman Kalimantan. Di sana terdapat Suku Dayak yang jauh lebih ganas ketimbang pasukan Belanda.
Pasukan Dayak Kalimantan memiliki senjata ampuh yang sangat mematikan. Senjata ini sampai sekarang melegenda dan menjadi salah satu senjata yang ditakuti oleh pasukan Belanda.
Senjata Sumpit Suku Dayak
©2022 Merdeka.com
Senjata yang melegenda dan bisa memukul mundur pasukan Belanda tersebut adalah sumpit atau yang juga disebut sebagai damek. Suku Dayak mempunyai senjata yang dikenal sebagai sumpit sebagai alat untuk berburu.
Sumpit itu bukan sumpit biasa. Sumpit yang digunakan oleh pasukan Dayak sebagai senjata adalah sumpit beracun. Pasukan Dayak akan mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren yang beracun.
Sumpit terbuat dari pohon kayu yang memiliki bentuk bulat dengan panjang yang mencapai 2 meter. Diameter batangnya 2 cm, dan diameter lubang 1 cm. Sedangkan peluru sumpit (yang diolesi racun) terbuat dari bambu atau sejenis pohon palm tua.
Efek Senjata Sumpit Beracun
©2022 Merdeka.com
Senjata sumpit beracun milik Suku Dayak tidak hanya mematikan dengan racun. Akan tetapi juga membuat orang yang terkena menjadi kejang-kejang dengan cara yang mengerikan.
Orang yang terkena anak sumpit biasanya akan tewas dalam hitungan menit. Mereka akan kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air kencing sebelum kemudian tewas.
Biasanya anak sumpit ini akan diarahkan ke leher target. Dengan begitu maka lawan akan tewas dengan cepat dan sadis.
Pasukan Hantu Suku Dayak
©2013 Merdeka.com/imam buhori
Pasukan yang disebut sebagai pasukan hantu di sini adalah Suku Dayak. Ada dua alasan mengapa pasukan Suku Dayak ini sangat menakutkan dan mematikan sehingga disebut sebagai pasukan hantu.
Pertama, Suku Dayak memiliki pemahaman tentang hutan yang sangat baik. Mereka adalah penduduk asli Kalimantan, sehingga pasukan Dayak sangat lihai dalam menguasai medan peperangan.
Kedua, pasukan Suku Dayak tentu saja memiliki senjata yang mematikan yaitu sumpit. Berkat kesenyapan dan kemampuan Suku Dayak dalam mematikan lawan, maka pasukan tersebut cukup pantas jika dinamakan pasukan hantu.
Pasukan Belanda Tidak Menyerang Pedalaman
©2012 Shutterstock/Paul Aniszewski
Berkat keganasan dan kengerian senjata yang dimiliki oleh Suku Dayak, maka masyarakat pedalaman Kalimantan bisa hidup dengan nyaman tanpa intervensi dari orang asing.
Kemampuan Suku Dayak dalam menyerang musuh dapat membuat pasukan Belanda tidak menyerang pedalaman Kalimantan. Mereka hanya ada untuk menguasai kota-kota besar.
"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya hanya terkonsentrasi di kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," kata Chendana Putra, yang dilansir dari laman liputan6.