Melihat Tulisan Kuno di Prasasti Abad ke 7, Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya
Sejarah kerajaan di Nusantara menjadi sebuah misteri yang belum sepenuhnya terungkap.
Sejarah kerajaan di Nusantara menjadi sebuah misteri yang belum sepenuhnya terungkap.
Namun, keberadaan bukti bendawi dari kerajaan-kerajaan tersebut menjadi saksi bahwa pada zaman dahulu ada peradaban besar yang hidup di bumi Nusantara.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Bagaimana Tarian Gending Sriwijaya ditampilkan? Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting. Palembang tak hanya terkenal dengan makanan khasnya, melainkan juga tradisi dan budayanya yang begitu beragam dan unik. Salah satu budaya Palembang yang terkenal adalah Tari Gending Sriwijaya.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
-
Dimana Raja Sriwijaya berkuasa? Pulau Sumatra merupakan salah satu pulau di Indonesia dan dinobatkan pulau terbesar keenam di dunia dengan luas 473/481 kilometer. Pada masa lampau, Sumatra cukup tersohor dengan keberadaan Kerjaaan Sriwijaya dan beberapa kerajaan lainnya.
-
Siapa nama raja Sriwijaya yang menjadi nama museum ini? Mengutip beberapa sumber, nama Museum Balaputera Dewa diambil dari nama raja Sriwijaya yang bertakhta pada abad ke-9 masehi dan juga mantan Kepala Dinasti Syailendra bernama Balaputeradewa.
Berbagai penemuan situs maupun benda bersejarah lain menjadi saksi bisu dari perjalanan kerajaan. Seperti halnya pada Prasasti kuno milik Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti berbentuk tiang lancip tersebut konon menjadi bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya yang sempat dicap sebagai kisah fiktif. Bagaimanakah penampakan Prasasti kuno tersebut? Simak selengkapnya.
Memutus Keraguan Kerajaan Sriwijaya Fiktif
Tiktok maryo_super ©2023 Merdeka.com
Melansir dari akun Tiktok @maryosuper Selasa (17/1) menampilkan sebuah Prasasti kuno yang berada di sebuah Museum. Konon Prasasti tersebut telah ada sejak era Kerajaan Siwijaya.
Menurut penuturan video tersebut, sempat ada keraguan dari seorang budayawan di salah satu akun Yputube bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan cerita fiktif.
Seakan membantah pernyataan tersebut, keberadaan Prasasti ini menjawab keraguan para ilmuwan. Prasasti tersebut adalah Prasasti Kota Kapur, yang sudah ada sejak 108 saka atau 686 Masehi atau 7 Masehi.
Penampakan Prasasti Kota Kapur
Tiktok maryo_super ©2023 Merdeka.com
Prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya tersebut dikenal dengan nama Prasasti Kota Kapur. Prasasti berbentuk obelisk berwarna perunggu itu memiliki tinggi mencapai 177cm.
Prasasti yang memiliki corak aksara palawa dan melayu kuno ini ditemukan di sebuah reruntuhan candi dan Arca Wisnu pada 1892 oleh ilmuwan Belanda JK Meulen di Desa Kota Kapur, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Pada badan prasasti tertulis berbagai tulisan yang memiliki makna tersembunyi. Tulisan tersebut dapat dibaca dari atas ke bawah jika berada pada posisi tegak. Namun bila direbahkan akan terbaca dari kiri ke kanan.
Material Prasasti Bukan dari Nusantara
Prasasti Kota Kapur diketahui bukan berasal dari Pulau Bangka, karena material batuannya tidak pernah ditemukan di sana. Kemungkinan besar batu tersebut di ambil dari luar.
Menurut keterangan video, bahwa pada Prasasti ini berisi kalimat ancaman berupa sumpah dan kutukan untuk siapapun yang tak tunduk pada penguasa Sriwijaya saat itu.
Pada baris terakhir tertulis keterangan bahwa suatu ekspedisi besar akan dilakukan untuk menaklukan 'bhumi jawa'.
Video Lengkap
Video tersebut mendapat ribuan atensi dari warganet. Beberapa meninggalkan komentar dan tanggapan terkait keberadaan Prasasti tersebut.
Berikut video selengkapnya.
@maryo_super Sriwijaya Bukan Fiktif Masih ingat dengan pernyataan salah satu budayawan di salah satu kanal YouTube yang dengan sangat yakin menyatakan Kerajaan Sriwijaya itu fiktif? Prasasti ini adalah salah satu bukti arkeologis yang membantah itu. Prasasti yang memiliki tinggi 177 cm meter ini memiliki angka tahun 608 saka atau 686 masehi atau Abadi 7 Masehi. Prasasti yang beraksara pallawa dan berbahasa Melayu kuno ini ditemukan bersama dengan reruntuhan candi dan Arca Wisnu ini oleh JK Meulen pada tahun 1892 di Desa Kota Kapur, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Prasasti yang kemudian diberi nama Prasasti Kota Kapur ini unik, karena berbentuk seperti obelisk. Bagian yang ditulisi ada pada seluruh sisinya yang ditulis dari atas ke bawah, jika prasasti diposisikan tegak berdiri maka pembacaan dimulai dari atas ke bawah sedangkan bila prasasti dalam keadaan tidur maka dibaca dari kiri ke kanan. Coedes (2014:65) menduga bahwa material batu prasasti ini didatangkan dari luar, karena jenis batunya tidak terdapat di Pulau Bangka. Prasasti Kota Kapur merupakan tugu peringatan telah dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya. Prasasti ini berisi kalimat-kalimat ancaman berupa sumpah dan kutukan terhadap pihak yang tidak tunduk pada penguasa Sriwijaya kala itu. Baris-baris terakhir dari prasasti ini berisi keterangan bahwa suatu ekspedisi sedang dipersiapkan untuk menaklukkan ‘bhumi jawa’. Prasasti ini sekarang menjadi koleksi museum Nasional Indonesia, jakarta Ayo ke museum Cc arkeovlog #sejarah #sejarahindonesia #sejarahnusantara #nusantara #sriwijaya ♬ suara asli - AI Nusantara