Mengenal John Lie, Laksamana Keturunan China Diabadikan Jadi Nama Kapal Perang TNI
Tak banyak yang tahu KRI John Lei, kapal perang TNI mengambil nama dari seorang Laksamana John Lei Tjeng Tjoan.
Meningkatnya ketegangan antara Indonesia dan China di Kepulauan Natuna, membuat pemerintah memberikan perhatian ekstra. Pemerintah Indonesia hingga mengerahkan KRI John Lei untuk menjaga wilayah perairan kedaulatan Indonesia itu.
Nama kapal perang Indonesia itu rupanya diambil dari nama Laksamana TNI John Lie Tjeng Tjoan. John Lie adalah warga keturunan Tionghoa yang mendapat gelar pahlawan nasional.
-
Siapa yang memberikan jabatan kepada John Lie untuk memimpin kapal perang Radjawali? Pada tahun 1950, Lie kembali dipanggil untuk menjabat sebagai komandan kapal perang Radjawali oleh Laksamana TNI R. Soebijakto.
-
Mengapa John Lie memutuskan untuk menjadi seorang pelaut? Namun, ia tetap nekat dengan cara berenang ke laut lalu berkata “Kelak saya ingin jadi Kapten, suatu saat akan pimpin kapal begini". Inilah yang menjadi momen dirinya memiliki cita-cita sebagai seorang pelaut.
-
Bagaimana John Lie mendapatkan pengalaman berharga selama Perang Dunia II? Saat itu John Lie mengikuti rangkaian practice training untuk mengasah kemampuannya seperti pengenalan taktik perang laut, pengoperasian senjata, administrasi perkapalan, sistem komunikasi, dan lain sebagainya.
-
Apa yang menjadi andalan John Lie untuk membantu Indonesia melawan Belanda? Berkat kelihaiannya dalam membawa barang selundupan, ia kemudian ditempatkan di Port Swettenham di Malaya lalu mendirikan pangkalan Angkatan Laut untuk menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, serta keperluan lainnya.
-
Apa yang dilakukan oleh pasukan elite TNI di kapal selam? Satuan elite kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia pernah mendapat tugas khusus dari Presiden. Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Kenapa kapal selam Nazi tenggelam di Karimunjawa? Berdasarkan sejarahnya, kapal selam Nazi itu ditembak dengan torpedo oleh pasukan sekutu pada tahun 1944.
Penasaran dengan sosok Laksamana John Lei? Simak ulasan informasi yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
KRI John Lie Diturunkan TNI AL Buat Jaga Natuna dari Kapal China
Meningkatnya tensi ketegangan di Laut Natuna membuat pemerintah Indonesia memberikan perhatian ekstra. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Indonesia hingga mengeluarkan KRI John Lie untuk menjaga Pulau Natuna.
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
Bukan sembarang kapal, KRI John Lie 358 merupakan salah satu kapal perang jenis frigate yang diproduksi oleh Inggris atau England Bae System. Bersama kapal perang dan pesawat intai maritim, KRI John Lei dikerahkan di Laut Natuna Utara.
Sosok John Lie, Kapten Paling Berani di TNI AL
Tak banyak yang tahu, kapal perang ini menggunakan nama dari seorang Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie. Laksamana John Lie merupakan pahlawan asal Indonesia yang beretnis Tionghoa. John Lie juga dikenal sebagai salah satu kapten paling berani dalam sejarah TNI Angkatan Laut.
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
John Lie lahir dari keluarga pengusaha pada 19 Maret 1911 di Manado. Memiliki minat besar pada dunia pelayaran, Lie lantas bergabung di Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), maskapai pelayaran Belanda. Tetapi saat Indonesia merdeka, Lie memutuskan untuk keluar dari KPM dan bergabung di Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
Jasa John Lie Lawan Belanda Saat Perang Kemerdekaan
Tahun 1947 dan 1948, Belanda melakukan agresi militer membuat sejumlah wilayah Indonesia kembali dikuasainya. Republik Indonesia kala itu hanya meliputi Yogyakarta dan sebagian Sumatera. Tak hanya itu, Belanda juga memblokade wilayah laut dan udara RI. Tujuannya agar Indonesia bisa mati perlahan karena tidak ada kontak dengan pihak luar sembari ditekan terus oleh Belanda.
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
Tak terduga, John Lie dengan berani menembus blokade Belanda dengan kapal yang diberi nama The Outlaw. Lei dan beberapa anak buahnya melintasi Selat Malaka sambil membawa teh, karet dan hasil bumi lainnya. Tak ada yang tahu, barang-barang itu dibawa ke Singapura untuk ditukar dengan senjata dan kebutuhan negaranya. Lei kemudian berlayar saat tengah malam tanpa penerangan sedikit pun agar tidak diketahui oleh Belanda dan Inggris.
Dia kemudian menjadi legenda penyelundup. Radio BBC Inggris bahkan menjulukinya The Black Speed Boat. John Lei merupakan orang kristen taat, dia akan selalu membawa alkitab di kapalnya. Majalah Life hingga melukiskan John Le dengan with one hand a bible and the other a gun. Tetapi, agama bukan menjadi penghalangnya untuk memperjuangkan Indonesia. John Lie pun memasok senjata untuk para pejuang di Aceh dan Sumatera yang Muslim.
Penyelamat Indonesia dan Membuka Mata Internasional
Kapal The Outlaw berukuran 34 meter dan tak dilengkapi persenjataan. Jika mereka berpapasan dengan patroli Belanda dengan mudah pasti di karamkan. Untungnya nasib baik selalu menyertai John Lie. Dia pernah dihentikan dan ditodong senjata, tetapi dilepas. Pernah juga ditangkap dan diadili tetapi dibebaskan.
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
Aksi John Lie tak cuma menyelamatkan ekonomi Indonesia. Dia juga membuka mata internasional kapal milik ALRI masih eksis dan mampu menembus blokade Belanda. Ini hal penting dalam diplomasi internasional. Tahun 1947 sampai 1949, John Lie paling tidak melakukan penyelundupan 15 kali. Dia dan awak kapal The Outlaw sama sekali tak dibayar. Mereka melakukannya karena semangat patriotisme.
John Lie Diangkat Jadi Pahlawan Nasional
Rupanya, Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden Indonesia kala itu cukup terkesan dengan keberanian John Lei beserta awak kapal The Outlaw. Hatta kemudian mengirimkan hadiah dan sebuah pesan yang diantarkan oleh kurir untuk John Lei. Surat itu membawa kegembiraan bagi seluruh awak Kapal Outlaw. Pekerjaan yang mereka lakukan dipuji oleh seorang wakil presiden.
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
Setelah Indonesia merdeka. John Lie memimpin kapal perang ALRI untuk menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan maupun PRRI/Permesta. Tahun 1966 dia pensiun dari ALRI dengan pangkat terakhir Laksamana Muda. Setelah itu Lie membaktikan hidupnya untuk agama dan orang-orang miskin sampai meninggal tahun 1988. Tahun 2009, 21 tahun setelah kematian John Lie, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk sang pelaut pemberani ini. Inilah gelar pahlawan nasional pertama bagi keturunan Tionghoa.
Nama John Lie Diabadikan Jadi Nama KRI
Mantan Kasad Jenderal Purn Pramono Edhie Wibowo sangat mendukung nama Laksamana John Lie dijadikan nama salah satu KRI multi role light frigate(MRLF). Laksamana John Lie Tjeng Tjoan atau yang berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma, merupakan warga negara keturunan Tionghoa yang mendapat gelar pahlawan nasional serta Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2009.
"John Lie adalah contoh bagaimana seseorang yang bahkan dari keluarga kaya minoritas memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Laut untuk menumpas kelompok separatis Maluku demi mempertahankan eksistensi Republik," katanya, seperti dikutip Antara, Jumat (28/2/19).
YouTube @OBROLAN PANAS 2020 Merdeka.com
Pria yang dijuluki the black speed boat ini pensiun pada tahun 1967 sebagai Laksamana Angkatan Laut berbintang dua.
"Penamaan John Lie sebagai nama salah satu KRI saya harap dapat memberikan contoh dan motivasi kepada seluruh warga Indonesia akan kecintaan dan pengorbanan seseorang demi mempertahankan kesatuan bangsa dan negara," tutup Edhie.
3 MRLF yang baru dibeli Angkatan Laut rencananya masing-masing akan dinamakan KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun, dan KRI John Lie.