Muda & Berani, Anggota Parlemen Blak-blakan Bongkar Pemerintah Australia Kirim Jutaan Dolar & Senjata ke Israel
Begini momen saat anggota parlemen Australia kritik keras pemerintah yang kirim senjata ke Israel.
Begini momen saat anggota parlemen Australia kritik keras pemerintah yang kirim senjata ke Israel.
Muda & Berani, Anggota Parlemen Blak-blakan Bongkar Pemerintah Australia Kirim Jutaan Dolar & Senjata ke Israel
Politisi muda Australia dari Partai Hijau, Max Chandler-Mather (32) bersuara lantang di hadapan parlemen saat mengangkat isu genosida di Rafah.
Max Chandler mengkritik kebijakan pemerintah yang saat ini dipegang oleh Partai Buruh. Max menentang berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap pro terhadap Israel.
- Kelakuan Buruk Warga Israel di Negara Orang, Si Paling Tantrum Tak Tahu Malu
- Pemukim Israel Beli Ratusan Senapan Kaliber Tinggi untuk Bantai Warga Palestina di Tepi Barat
- Dahsyatnya Dana Tak Berseri Pro-Zionis Israel buat Dukung Calon Anggota Kongres AS, Pendukung Palestina Terancam
- Indonesia Tegas Dukung Palestina, MUI Serukan Israel Adalah Musuh Bersama
Bahkan ia menuding pemerintah Australia sengaja mengirim jutaan dolar hingga senjata ke Israel sebagai bagian dari kerja sama antar negara.
Melansir dari akun Instagram @cordovamediaid, Senin (3/6) Max Chandler mengatakan adanya bentuk dukungan pemerintah Australia terhadap aksi genosida di Rafah.
Meski mengaku menentang aksi tersebut, namun pemerintah Australia justru mengirimkan senjata dan uang ke Israel.
"Oh tidak, kami ingin menentang invasi terhadap Rafah," Sambil mengirim senjata dan uang dan Israel ini kebohongan. Setidaknya pemerintahan ini harus mengakui negara Palestina" kata Max Chandler-Mather.
Ia pun mengkritik keras Partai Buruh yang cenderung memberikan dukungan materiil kepada perusahaan senjata Israel secara tidak langsung.
"Berapa lagi anak-anak yang harus dibakar hidup-hidup oleh Israel sebelum partai Buruh benar-benar mengambil tindakan atas Israel? Apa lagi yang harus dilakukan untuk berhenti memberikan uang rakyat kepada perusahaan senjata Israel?," jelasnya.
Ia pun mempertanyakan keputusan apa yang akan diberikan pemerintah Australia di tengah aksi genosida dari Israel.
"Apa lagi yang harus dilakukan untuk berhenti mengirim senjata dan amunisi untuk Israel? Ini hanya untuk mendapatkan konsekuensi manusiawi dari tindakan mereka. Ini hanya satu momen saja dari pembantaian Rafah.
Pemerintah Australia Kirim Jutaan Dolar dan Senjata ke Israel
Max Chandler menuding pemerintah Australia berbohong terhadap publik perihal dukungan atas kemerdekaan Palestina.
Mereka bahkan diduga telah menandatangani kontrak ratusan juta dolar terhadap perusahaan senjata Israel, Elbit Systems.
"Kita duduk di sini dan kita mendengar respons yang diberikan kepada pimpinan Partai Hijau Australia. "Oh tidak, pemerintah tidak mendukung invasi terhadap Gaza. Tidak-tidak, kami tidak melakukan itu semua. Baiklah maka ambilah tindakan itu. Anda itu pemerintah."
"Anda yang menandatangani kontrak senjata sebesar 917 juta dolar dengan Elbit Systems pada bulan Februari tahun ini. CEO Elbit Systems perusahaan senjata asal Israel yang masuk blacklist, baru-baru mengatakan kami melihat adanya peningkatan minat terhadap senjata kami baru-baru ini. Karena penggunaan operasionalnya di Gaza seperti membunuh rakyat Palestina," tambahanya.
Pada tahun 2024, Australia telah mengirim sejumlah uang dan amunisi untuk Israel. Meski sempat dibantah, data pemerintah bak tak bisa dibohongi.
Ia bahkan sangat menyayangkan ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi kasus yang telah membunuh 36 ribu jiwa itu.
"Anda pada tahun ini mengizinkan 1,5 juta dolar senjata dan amunisi untuk dikirimkan ke Israel dan mereka mengatakan itu tidak mungkin terjadi. Itu ada di data pemerintah sendiri. Ada banyak negara yang mengeluarkan duta besar bila terlibat kasus genosida tapi di sini tidak. Itu adalah tindakan yang pemerintahan ini bisa ambil."
"Apa itu 1,5 juta dolar untuk Israel dalam bentuk senjata dan amunisi? Oh tidak, ini adalah sesuatu yang luar biasa. Setidaknya berdirilah dan bertanggung jawablah," ucapnya.