Pilpres Amerika Serikat dan Pro-Kontra Sistem Electoral College
Di AS, presiden tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, melainkan melalui sistem yang dikenal sebagai electoral college.
Amerika Serikat memiliki sistem pemilihan presiden yang berbeda dengan Indonesia. Di AS, presiden tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, melainkan melalui sistem yang dikenal sebagai electoral college.
Dalam sistem ini, pemilih memberikan suara kepada sekelompok orang yang disebut elektor, yang mewakili suara mereka di setiap negara bagian. Terdapat 538 elektor yang tersebar di seluruh negara bagian, dan seorang calon presiden harus meraih setidaknya 270 suara elektoral untuk menang.
-
Bagaimana sistem pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu 2004? Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari Pemilu-Pemilu sebelumnya. Perbedaan tersebut pada sistem pemilihan DPR dan DPRD dan sistem pemilihan DPD, serta pemilihan presiden-wakil presiden yang dilakukan secara langsung dan bukan lagi melalui anggota MPR seperti pemilu sebelumnya, bahkan bisa hingga putaran kedua.
-
Bagaimana cara rakyat Indonesia memberikan suara dalam Pemilu 2024? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo-Gibran meningkat? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
Setiap negara bagian memiliki jumlah elektor yang berbeda, biasanya proporsional dengan populasi. Misalnya, negara bagian dengan populasi besar seperti California memiliki lebih banyak suara elektoral dibandingkan negara bagian kecil seperti Wyoming.
Hal ini menciptakan dinamika yang unik dalam pemilihan presiden, di mana suara dari negara bagian kecil bisa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan negara bagian besar.
Argumen Pendukung dan Penentang Electoral College
Sistem electoral college memiliki pendukung dan penentang yang kuat. Pendukungnya berargumen bahwa sistem ini dirancang untuk menghindari kekuasaan yang terlalu besar dari satu cabang pemerintahan.
Pakar politik dari Universitas Illinois Urbana-Champaign, Arya Budi menjelaskan bahwa para pendiri negara ingin memastikan pemilihan presiden tidak hanya bergantung pada suara langsung rakyat, tetapi juga melibatkan perwakilan yang dianggap lebih terdidik. Hal ini diyakini membantu menjaga keseimbangan kekuatan politik di seluruh negara bagian.
Namun, ada juga kritik terhadap sistem ini. Joshua Holzer, lektor ilmu politik di Westminster College, Missouri, menyoroti bahwa meskipun negara bagian dengan populasi besar mendapatkan lebih banyak suara elektoral, sistem ini bersifat proporsional degresif.
- Cara Mudah Memahami Pemilu AS, Dari Pemilihan Awal Hingga Sistem Electoral College
- Mengenal Electoral College, Sistem Penentu Kemenangan Pilpres AS, Begini Penjelasannya
- Pilpres AS Digelar 5 November 2024, Begini Penjelasan Sistem Pemilu di Amerika
- Mengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya
Artinya, pemilih di negara bagian kecil memiliki lebih banyak pengaruh dibandingkan pemilih di negara bagian besar. Ini menciptakan ketidakadilan dalam representasi suara.
Kontroversi dan Tantangan dalam Electoral College
Salah satu kontroversi utama dalam sistem electoral college adalah mekanisme 'winner-takes-all'. Dalam sistem ini, jika seorang kandidat unggul tipis dalam pemungutan suara, ia dapat mengambil semua suara elektoral dari negara bagian tersebut.
Hal ini menyebabkan situasi di mana calon presiden yang mendapatkan suara populer terbanyak tidak selalu terpilih. Ricky Suyono, pemilih diaspora Indonesia di Florida, mengungkapkan dukungannya terhadap sistem suara populer karena semua suara pemilih diakui. Namun, ia juga mengakui efektivitas sistem electoral college saat ini.
Riri Sastro, pemilih diaspora lainnya, juga mengekspresikan pandangannya. Ia kurang mendukung mekanisme 'winner-takes-all', tetapi menyadari bahwa sistem ini adalah bagian dari proses pemilihan yang ada.
“Kita tidak bisa marah. Itulah sistemnya,” ungkapnya dilansir VOA, Rabu (6/11/2024).
Kesulitan dalam Mengubah Sistem Pemilihan
Selama lebih dari dua abad, banyak proposal telah diajukan untuk mereformasi atau menghapus sistem electoral college. Namun, proses politik di Amerika Serikat membuat perubahan ini sulit dilakukan.
Arya Budi mencatat bahwa dukungan yang tipis terhadap sistem ini menunjukkan bahwa banyak warga ingin perubahan, tetapi partai politik yang solid membuat reformasi menjadi tantangan.
Menurut survei Pew Research Center, hanya 35 persen warga yang ingin mempertahankan sistem ini, sementara survei Gallup menunjukkan angka 39 persen.
Joshua Holzer menambahkan bahwa untuk mengatasi masalah ini, warga Amerika Serikat harus membuka diri terhadap kandidat dari berbagai partai. Dengan tidak terikat pada satu partai saja, semua kandidat akan berusaha meraih suara elektoral dari setiap negara bagian, sehingga kebutuhan masyarakat dapat diperhatikan dengan lebih baik.