Tertimbun 3000 Tahun, Parit Pelindung Keluarga Kerajaan Yerusalem Kuno Akhirnya Ditemukan di Dekat Tempat Parkir
Selama 150 tahun terakhir, para peneliti telah mencari tanpa lelah struktur yang membagi kota menjadi dua.
Tertimbun 3000 Tahun, Parit Pelindung Keluarga Kerajaan Yerusalem Kuno Akhirnya Ditemukan di Dekat Tempat Parkir
Para arkeolog menemukan sisa-sisa parit besar yang pernah membentengi area Akropolis, tempat para bangsawan tinggal di Yerusalem ribuan tahun lalu.
Menurut pernyataan dari Otoritas Purbakala Israel (IAA), sisi parit yang curam dan tegak lurus akan membuatnya "tidak bisa dilewati" oleh penyusup.
- Arkeolog Temukan Bangunan Yunani Kuno Berusia 2.300 Tahun, Berisi Makam dan Harta Karun Seorang Bangsawan
- Arkeolog Temukan Makam Kerajaan Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun, Berisi 11 Peti Mati dan Perhiasan
- Arkeolog Amatir Temukan Kepala Wanita Berukir di Kolam Pemandian Kuno dari Abad ke-4, Begini Wujudnya
- Penampakan 'Istana' Peninggalan Mesir Kuno Berusia 3500 Tahun yang Baru Ditemukan, Dulu Penuh Pasukan Tempur
Selama 150 tahun terakhir, para peneliti telah mencari tanpa lelah struktur yang membagi kota menjadi dua. Para arkeolog masih belum yakin kapan bentangan besar itu, yang berukuran sekitar 30 kaki (9 meter) dalam, 98 kaki (30 m) lebar dan 230 kaki (70 m) Panjang, dibangun.
"Namun, mereka tahu bahwa itu digunakan sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika kota itu menjadi ibu kota Kerajaan Yehuda," demikian menurut pernyataan tersebut dilansir Live Science, Kamis (25/7/2024).
Dalam pernyataan itu, Direktur Eksekutif Penggalian, Yuval Gadot dan Yiftah Shalev menyatakan, selama tahun-tahun itu, parit memisahkan bagian permukiman selatan kota Akropolis yang berkuasa di utara dan kota atas tempat istana dan kuil berada.
"Rencana pembangunan dan penggalian yang signifikan di Yerusalem biasanya berasal dari Zaman Perunggu Pertengahan — sekitar 3.800 tahun yang lalu (awal milenium ke-2 SM),"
tambah Shalev.
"Jika parit itu digali selama periode ini, maka parit itu dimaksudkan untuk melindungi kota dari utara — satu-satunya titik lemah lereng Kota Daud," lanjutnya.
Penemuan itu dikaitkan dengan referensi Alkitab tentang bagaimana para penguasa kuno juga mencoba membentuk topografi daerah itu.
Dalam Kitab Raja-raja pertama (11:27), Raja Sulaiman dikatakan telah membangun sebuah bangunan yang dikenal sebagai "Millo."
"Bagian itu berbunyi, ... Sulaiman membangun 'Millo' dan menutup celah di tembok Kota Daud, ayahnya," menurut pernyataan itu.
Menurut pernyataan itu, dibutuhkan prestasi teknik yang besar untuk membangun penghalang sebesar itu.
Sebab proyek tersebut akan melibatkan penggalian besar-besaran yang akan membentuk kembali topografi dinding batu yang terbentuk secara alami.
Pada tahun 1960-an, arkeolog Inggris Kathleen Kenyon hampir menemukan parit tersebut, yang kini terletak di dekat tempat parkir di Taman Nasional Jerusalem Walls.
Awalnya, ia mengira struktur tersebut adalah lembah alami, tetapi sebenarnya itu adalah "kelanjutan dari parit tersebut".
"Dia menggali di area yang kecil dan sempit dan tidak mengerti untuk apa sebenarnya parit ini (digunakan)," kata Gadot dalam sebuah video tentang penemuan baru-baru ini.
"Sekarang kita dapat menggabungkan kedua penggalian dan menyadari bahwa ada parit yang dimulai di sini dan berakhir 70 meter (230 kaki) dari kita,"
lanjutnya.
Hasil penggalian itu dipresentasikan pada konferensi Pengalaman Studi Yerusalem Kota David pada bulan Juli.
"Saat Anda berdiri di dasar penggalian raksasa ini, yang dikelilingi oleh tembok-tembok pahatan besar, mustahil untuk tidak dipenuhi rasa takjub dan penghargaan bagi orang-orang kuno yang, sekitar 3.800 tahun yang lalu, secara harfiah memindahkan gunung dan bukit," kata Eli Escusido, direktur jenderal IAA, dalam pernyataan tersebut.