2015, BPS catat pertumbuhan sektor tambang minus 5,08 persen
Kecuali itu, mayoritas sektor usaha tumbuh positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen pada triwulan IV-2015. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2015 sebesar 4,79 persen atau turun dari pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun sebelumnya sebesar 5,02 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, mayoritas sektor usaha mengalami pertumbuhan. Itu di luar pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 5,08 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Informasi dan komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,06 persen, diikuti oleh Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,53 persen dan jasa lainnya sebesar 8,08 persen," papar Suryamin di kantonya, Jakarta, Jumat (5/2).
Struktur perekonomian Indonesia tahun lalu didominasi oleh tiga lapangan usaha. Yakni, industri pengolahan sebesar 20,84 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,52 persen.
"Kalau dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,92 persen, diikuti oleh konstruksi sebesar 0,64 persen dan pertanian sebesar 0,53 persen," jelas Suryamin.
(mdk/yud)