3 Penyebab rupiah tak kunjung menguat
Rupiah makin merosot hingga tembus Rp 15.284 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penyebabnya adalah faktor eksternal. Berikut beberapa faktor-faktor eksternal yang dimaksud:
Mata uang rupiah terus melemah hingga tembus Rp 15.284 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah memperkirakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar belum bisa mereda hingga tahun depan. Penyebabnya dari faktor-faktor eksternal. Jika faktor eksternal itu tak bisa diredam, maka ketidakpastian global masih terus berlangsung.
Berikut beberapa faktor-faktor eksternal yang dimaksud, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution:
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Ada perang dagang AS dan China
Darmin mengatakan perang dagang yang diprovokasi oleh Presiden AS Donald Trump menjadi penyebab ketidakstabilan perekonomian global. "Ketidakstabilan global itu tidak bisa dihindari, akan jalan terus." kata Darmin.
Dia juga menjelaskan kalau situasi perang dagang ini tidak bisa dihentikan, sehingga turut membuat ketidakpastian berlanjut makin lama. "Kelihatannya perang dagang sudah tidak bisa direm. Ini akan jalan. Masing-masing mulai mengembangkan strategi yang bercabang-cabang, sehingga untuk nariknya supaya berhenti susah. Perlu waktulah," kata dia.
Dampak ekonomi AS
Darmin juga menjelaskan melemahnya rupiah berimbas dari menguatnya perekonomian AS sejak dipimpin Trump. Kondisi ekonomi AS tumbuh positif dibandingan dengan negara-negara ekonomi utama dunia.
"Ekonomi Amerika entah bagaimana itu, memang bagus, heran kita, jadi ekonomi AS memang bagus," kata Darmin.
Masalah impor
Masih menurut Darmin, ia memperkirakan Trump akan mengubah perjanjian kerja sama dengan beberapa negara tertentu. Termasuk masalah impor.
"Jadi sudah makin runyam, makin ruwet sehingga yang perlu kita lihat kalau midterm election (pemilu paruh waktu di AS) yang November selesai apa Trump masih begitu, itu kita nggak tahu," kata Darmin.