5 Negara Asia terbaik untuk investor asing, termasuk Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat mencapai 4,6 persen pada Kuartal I-2017. Peningkatan pertumbuhan ekonomi negara tersebut karena meningkatnya permintaan barang berteknologi tinggi dan tingginya ekspor kelapa sawit asal negeri Jiran ini.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat mencapai 4,6 persen pada Kuartal I-2017. Peningkatan pertumbuhan ekonomi negara tersebut karena meningkatnya permintaan barang berteknologi tinggi dan tingginya ekspor kelapa sawit asal negeri Jiran ini.
Hal ini membuat Malaysia mendapatkan predikat negara Asia terbaik untuk investor asing. Negara Asia lainnya kalah dibanding negara tersebut. Alasannya, biaya tanah dan tenaga kerja terlalu mahal.
Jepang misalnya, memiliki reputasi untuk kebijakan proteksionisme. Negara-negara berkembang seperti Kamboja kekurangan infrastruktur transportasi.
Ini lima negara Asia yang menjadi surga investor asing seperti dikutip Forbes.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan Bahlil memaparkan tentang investasi dan ekonomi? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
Baca juga:
Menko Luhut harap ekonomi RI tumbuh 5,4 persen tahun ini
Darmin: Tarik dana karena takut diintip, mau taruh uang di lemari?
Sepanjang Triwulan-I 2017, nilai tukar Rupiah menguat
Perkuat perusahaan pelayaran, INSA lantik tiga pimpinan cabang
BI catat pertumbuhan kredit dan dan NPL meningkat
Cegah rekening disalahgunakan DJP, ini yang dijanjikan Sri Mulyani
Beli LPG dan minyak Uni Emirat Arab, RI tak lagi pakai makelar
Malaysia
Negara ini merupakan salah satu penerima investasi asing langsung, yang tercermin dari peningkatan modal asing sebesar 64 persen dibandingkan tahun 2015. Pemerintah Perdana Menteri Najib Razak dianggap pro-bisnis.
Negeri Jiran ini menawarkan potongan pajak untuk pengeluaran barang modal, membebaskan bea atas impor yang digunakan oleh perusahaan teknologi tinggi dan menawarkan keringanan pajak 10 tahun hingga 70 persen untuk perusahaan di sektor prioritas seperti pariwisata, manufaktur dan pelatihan teknis.
Singapura
Negara kota modern yang berpenduduk 5,8 juta orang ini akan sedikit mahal harganya. Namun, dibutuhkan pendekatan pelabuhan bebas untuk investasi masuk. Pusat keuangan Asia Tenggara ini tidak memiliki korupsi di wilayah lain di Asia, yang berarti peraturan diberlakukan demi peraturan.
Investor asing tidak perlu masuk usaha patungan. Singapura tidak membatasi pemulangan pendapatan. Sistem peradilan yang mencakup mediasi dan arbitrase untuk perusahaan asing.
Vietnam
Harga tanah rendah dan upah minimum ditambah pertumbuhan ekonomi yang terlihat pada investasi pabrik asing yang sama menariknya antara produsen dari berbagai hal yang semakin meluas. Diantara investornya adalah Ford Motor, Intel dan Samsung Electronics.
Investor mengatakan dalam sebuah survei 2010 bahwa mereka menyukai Vietnam untuk stabilitas rezim komunisnya. Perbaikan yang cepat dalam infrastruktur transportasi dan perhatian pada peraturan undang-undang juga mendapat kepercayaan dari kapitalis asing, meskipun terjadi gangguan ekonomi secara berkala seperti penurunan suku bunga mata uang yang tiba-tiba di tahun 2011. Perekonomian juga merupakan salah satu pertumbuhan tercepat di Asia.
Indonesia
Stabilitas politik negara terbesar keempat di dunia ini juga telah membantu menarik modal asing, termasuk kenaikan hampir satu persen dari tahun ke tahun di Kuartal I-2017. Kepulauan lebih dari 10.000 pulau dilengkapi dengan mineral dan reformasi birokrasi.
Investor cenderung mengejar pertambangan dan energi, perkebunan dan jasa keuangan. Banyak perizinan dipangkas pada 2017 dengan kebijakan 'one-stop shop' yang memungkinkan orang asing mendapatkan lisensi bisnis di satu tempat, yang berarti lebih cepat dari sebelumnya. Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Biaya tenaga kerja juga rendah dan populasinya cukup besar sehingga barang-barang manufaktur dapat dijual secara lokal.
India
Upah rendah dan populasi muda (setengah dari 1,25 miliar orang berusia antara 20 dan 59 tahun) menempatkan India menjadi surga untuk calon investor. Fokus pemerintah sejak krisis ekonomi pada tahun 1991 untuk meliberalisasi industri telah terus menarik berbagai perusahaan asing yang tumbuh 7 persen per tahun.
Investor mengejar produksi otomotif, telekomunikasi dan bio-manufaktur, memanfaatkan insentif pemerintah dalam beberapa kasus. Pemerintah pada tahun 2014 menciptakan skema 'Make in India' pro-investor yang membuka 25 sektor untuk modal asing. Arus masuk modal tumbuh 46 persen pada tahun berikutnya. Pada 2015-2016, India tercatat merupakan arus masuk investasi langsung tertinggi mencapai USD 55,5 miliar.