Alumni ITB: Proyek kilang apung LNG Masela berisiko tinggi
"Banking, asuransi nggak mau biayai, belum proven teknologinya."
Praktisi migas tergabung dalam Forum Tujuh Tiga Institut Teknologi Bandung (Fortuga-ITB) Yoga Suprapto menilai pembuatan kilang terapung untuk pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi-Masela berisiko tinggi. Makanya, teknologi itu masih sedikit yang menggunakan.
"Banking, asuransi nggak mau biayai, belum proven teknologinya. Jadi bisa bayangkan Timor Leste saja menolak saat bekerja sama dengan Australia untuk lapangan gas Sunrise," kata Yoga saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (22/12).
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Di mana desa miskin tersebut berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Di mana lokasi Wisma Merapi Indah I? Secara administratif, penginapan itu berada di Padukuhan Kaliurang Barat, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman.
-
Apa itu Miedes? Miedes merupakan makanan khas dari daerah Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kuliner ini banyak diburu wisatawan luar daerah karena cita rasanya yang pedas dan menggugah selera.
-
Dimana lokasi penemuan Batuan Sekis Mika di Karangsambung? Di daerah Karangsambung, Kebumen, terdapat sebuah batuan tua yang usianya mencapai 100 juta tahun. Batuan tersebut berlokasi di pinggir jalan penghubung antara Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Sadang, tepatnya di aliran Sungai Brengkok.
Hanya Shell yang saat ini tengah membangun Floating LNG Prelude di Australia. Meski kapasitasnya separuh dari rencana LNG terapung Masela, namun panjangnya mencapai hampir 500 meter, lebar 75 meter dan berat terisi 600 ribu ton.
"Penggunaan teknologi Floating LNG sampai saat ini dibiayai secara off balance sheet perusahaan besar seperti Shell," ujar Yoga.
Dia menambahkan, di lokasi yang memiliki cadangan gas relatif kecil atau tersebar di banyak yang tempat, Proyek Floating LNG bakal menghadapi dua tantangan besar. Yakni, kestabilan operasi karena goncangan kapal dan keselamatan disebabkan peralatan yang berdekatan satu sama lain.
"Sulit membayangkan Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan," ujar Yoga.
Data SKK Migas-Inpex/Shell menyebut pembiayaan Floating LNG memakan biaya sebesar USD 14,80 Miliar dengan lokal konten nol persen.
"Ini sudah ditengarai untuk mengecilkan nilai investasi dan lokal konten disebut 15 persen," ujar staf ahli Menteri Koordinator Kemaritiman Ronie Higuchi.
(mdk/yud)