Bappenas dorong Pemda tingkatkan ekspor non migas
"Masing-masing daerah kami harapkan punya komoditas ekspor yang nanti bisa menjadi ikon."
Direktur Perdagangan Investasi dan Kerjasama Ekonomi International, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti mendorong pemerintah daerah untuk terus meningkatkan ekspor non migas. Sebab, data menunjukkan ekspor non migas dalam 2 tahun tidak progresif.
"Kita akan dorong peningkatan ekspor non migas menjadi prioritas nasional. Sasarannya bukan jadi 1 atau 2 kementerian, tapi juga beberapa kementerian lainnya, ada tugas Kemendag, Kemenhub, Kementerian Perekonomian juga akan saling bersinergi," ujarnya saat diskusi dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (4/3).
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Mengapa Pabrik Es Krim Mataram dibeli oleh Perusahaan Es Krim Petodjo? Pada 22 Maret 1932, Bataviaasch Courant memberitakan bahwa Perusahaan Es Krim Petodjo telah membeli Pabrik Es Krim Mataram dengan biaya 29.600 gulden.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana Komunitas Ekspor Melbourne akan membantu meningkatkan ekspor produk Indonesia? Salah satu kemudahan yang akan didapatkan Komunitas Ekspor Melbourne adalah dukungan dari para pelaku usaha. Seperti dukungan dari Import United Ausindo dengan fasilitasi gudang eksportirdan juga dari Navanti Holdings yang berupa dukungan permodalan. Hal ini diharapkan semakin memacu semangat diaspora pelajar Indonesia untuk mendukung ekspor produk Indonesia dan memantik pergerakan serupa oleh para diaspora pelajar pengekspordi negara lain," ujar Haris.
"Daerah harus berkontribusi terhadap ekspor non migas Kami mengharapkan daerah berkontribusi terhadap target ekspor non migas," tambahnya.
Lebih lanjut, kata dia, Indonesia memiliki banyak produk non migas yang bisa di dongkrak ekspornya. Misalnya produk tekstil seperti sepatu dan pakaian yang menjamur di kawasan Bandung.
Dengan digenjotnya daerah untuk memberi kontribusi terhadap ekspor non migas, nantinya diharapkan daerah bisa memiliki ikon komoditas yang bisa di ekspor.
"Masing-masing daerah kami harapkan punya komoditas ekspor yang nanti bisa menjadi ikon. Dalam jangka menengah Indonesia terjadi pergeseran ekspor, tidak lagi ekspor barang mentah seperti batu bara, tetapi yang sudah di olah dan nanti di ekspor. Memang itu sulit tapi ada," kata dia.
Pemerintah, kata dia, menargetkan tahun ini ekspor non migas bisa memenuhi target sebesar 5 persen. Tahun 2015, Indonesia mengalami defisit ekspor non migas sebesar 9,8 persen.
"Tahun 2017 target ekspor non migas kita naikkan menjadi 10,4 persen Kita akan coba target segitu, karena kelihatannya ekonomi dunia sudah mulai membaik," pungkasnya.
(mdk/idr)