Bea Cukai Pamer Sumbangan Pendapatan untuk APBN 2023, Ini Rinciannya
Di tengah gejolak perekonomian dunia, ekonomi Indonesia mampu bertahan dengan didukung inflasi yang terkendali.
Di tengah gejolak perekonomian dunia, ekonomi Indonesia mampu bertahan dengan didukung inflasi yang terkendali.
Bea Cukai Pamer Sumbangan Pendapatan untuk APBN 2023, Ini Rinciannya
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per Agustus 2023 pun tetap tumbuh positif.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar mengatakan, aktivitas ekonomi domestik terus terjaga.
Tetapi dampak perlambatan ekonomi global dan dinamika geopolitik perlu terus diwaspadai.
Encep menuturkan, APBN sebagai motor penggerak sekaligus alat pengaman diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, melindungi, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
- Menteri yang Mendukung Tak Masuk TPN Ganjar-Mahfud, Hanya Dewan Pengarah
- Ekonomi RI Harus Capai 6 Persen Agar Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
- Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru
- Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Saja Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju di 2045, Apa Hal Lainnya?
“Manfaat tersebut dirasakan oleh masyarakat melalui belanja prioritas dan perlindungan sosial oleh pemerintah, seperti belanja kesehatan, ketahanan pangan, perlindungan sosial, pembayaran manfaat pensiun, subsidi energi dan nonenergi, dan program kartu prakerja," ujar Encep, Senin (25/9).
Capaian Bea Cukai
Dalam APBN, Bea Cukai turut berkontribusi melalui pendapatan negara berupa penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai.
Sampai dengan Agustus 2023, penerimaan kepabeanan dan cukai masih menunjukkan kinerja yang terjaga baik, sebesar Rp171,57 triliun. Meskipun terdapat penurunan 16,8 persen (yoy).
Encep menjelaskan, penurunan ini disebabkan oleh melambatnya penerimaan bea keluar dan cukai. Bea keluar terkumpul Rp6,84 triliun, atau turun 80,27 persen (yoy).
Karena penurunan harga CPO, kebijakan flush out 2022, dan volume ekspor mineral. Adapun cukai terkumpul sebesar Rp131,81 triliun, atau turun 5,58 persen (yoy) karena penurunan produksi rokok golongan I yang menyebabkan penurunan penerimaan hasil tembakau
“Sementara itu, penerimaan bea masuk tetap positif, yaitu sebesar Rp32,92 triliun, atau naik 3,01% (yoy), yang didukung kenaikan tarif efektif dan menguatnya kurs USD volume ekspor mineral," rinci Encep.
Pemerintah, melalui Bea Cukai, hingga Agustus 2023 telah memberikan insentif kepabeanan sejumlah Rp20.130 miliar dan fasilitas penanaman modal Rp4,770 miliar.
Untuk pemberdayaan UMKM sendiri, instansi ini tengah membina 3.941 UMKM, dengan 810 di antaranya telah berhasil melaksanakan ekspor.
"Tumbuh positifnya APBN ini tak lepas dari kontribusi masyarakat yang kian sadar dan paham akan pentingnya menjaga APBN serta pengelolaan APBN yang akuntabel," tutup Encep.