Pandemi Usai, Ini 7 Ancaman yang Bakal Ganggu Perekonomian Indonesia
Kondisi perekonomian Tanah Air yang masih akan menghadapi serangkaian tantangan setelah pandemi berakhir.
Kondisi perekonomian Tanah Air yang masih akan menghadapi serangkaian tantangan setelah pandemi berakhir.
Pandemi Usai, Ini 7 Ancaman yang Bakal Ganggu Perekonomian Indonesia
7 Ancaman yang Bakal Ganggu Perekonomian Indonesia
Ada tujuh ancaman yang akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian dan penerimaan perpajakan Indonesia pasca pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono yang menyebut kondisi perekonomian Tanah Air yang masih akan menghadapi serangkaian tantangan setelah pandemi berakhir.
"Kita melihat tahun ini dan tahun depan potensi resiko post pandemi ini. Jadi, ada beberapa hal yang menjadi ancaman buat perekonomian kita dan juga berdampak untuk penerimaan perpajakan," kata Teguh dalam diskusi: Sudah Tepatkah Arah Kebijakan Pajak Kita dalam RAPBN 2024, di Jakarta Selatan, Selasa (29/8).
"Kita belum melihat kalau tanda-tanda geopolitik akan mereda," kata Teguh.
Kedua, inflasi yang masih relatif tinggi dan kebijakan dari negara-negara maju yang mengikuti tekanan. Tentu ini akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
"Inflasi yang masih relatif tinggi dan juga policy rate dari negara-negara maju yang kan mengikuti tekanan dari inflasi. Seperti kalau kita lihat The Fed menyatakan bahwa stand poinnya semakin hawkish ke depannya," katanya.
Ketiga, adanya ancaman US Banking Crisis. Sebelumnya, pada awal tahun 2023 The Fed menaikkan suku bunga sangat agresif, sehingga terdapat tiga bank yang kolaps.
Ancaman keempat, pertumbuhan ekonomi global melambat. Ancaman kelima, yakni perekonomian Indonesia mulai tumbuh melambat.
Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh resesi yang terjadi dibeberapa negara, utamanya negara maju lantaran bisa mempengaruhi permintaan terhadap prouduk-produk ekspor Indonesia.
Ancaman keenam yakni inflasi di Indonesia berpotensi naik relatif tinggi.
Meskipun saat ini tren inflasi di dalam negeri mulai melambat.
"Kita lihat, meskipun tren inflasi mulai melambat tetapi kita melihat adanya potensi masih relatif tinggi dan kita akan meihat ke depannya, karena BI rate masih relatif tinggi," kata Teguh.
Ancaman terakhir yakni, surplus perdagangan Indonesia semakin menurun.
Hal itu disebabkan resesi global sudah mulai terjadi, yang berdampak pada permintaan eksternal Indonesia.
"Karena resesi global sudah terjadi, kemudian berdampak pada eksternal demand ke Indonesia, trade surplus kita makin semakin turun. itu yang menunjukkan beberapa resiko yang akan kita hadapi ke depannya," pungkasnya.