BEI Tegaskan Komitmen Perkuat Keamanan Dari Ancaman Serangan Siber
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ancaman serangan siber dari tahun ke tahun tercatat meningkat seiring masifnya perkembangan teknologi. Pasar modal dengan segala perangkat teknologi yang dimiliki bukan tidak mungkin menjadi salah satu sasaran.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ancaman serangan siber dari tahun ke tahun tercatat meningkat seiring masifnya perkembangan teknologi. Pasar modal dengan segala perangkat teknologi yang dimiliki bukan tidak mungkin menjadi salah satu sasaran.
Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, mengatakan Indonesia dapat mencontoh Finlandia untuk keamanan siber (cybersecurity) di dunia. Menurutnya, cybersecurity perlu ditingkatkan secara berkesinambungan untuk industri pasar modal Indonesia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
"Finland itu suatu negara dengan sistem siber yang terbaik di seluruh dunia di samping mutu pendidikannya yang juga tertinggi di dunia juga. Finland terkenal dengan siber strateginya yang sangat canggih. Jadi memang ada yang perlu kita tingkatkan soal cybersecurity karena percuma negara besar namun rentan terhadap cyber attack maka itu akan lemah," imbuhnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (24/1).
Dia menambahkan, isu kemanan siber begitu krusial terutama di era revolusi industri 4.0. Dia bahkan mengungkapkan, persoalan cybersecurity dapat menyebabkan perang dunia ketiga jika tidak ditangani dengan baik.
"Jack Ma mengatakan revolusi teknologi kalau tidak dengan seksama maka bisa akibatkan perang dunia ketiga. Oleh karena itu serangan siber itu semakin meningkat. Macam-macam motifnya seperti motif ekonomi, politik, dan lain-lain," ujarnya.
Dia pun berharap, BEI dapat terus meningkatkan kemanan siber yang mumpuni di industri pasar modal, menjaga dan melindungi keamanan bagi para investor.
"BEI sebenarnya juga telah mengimplementasikan ISO sejak 2012 dan terus mengaplikasikan itu secara konsistem sampai dengan saat ini. Dengan ISO ini kami berharap bisa berikan layanan terbaik dengan perhatikan aspek keamanan siber seperti confidential dan sebagainya," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Aktif Februari 2019, IDX80 Gunakan Bobot Free Float 100 Persen
BEI Catat 45 Perusahaan Minat IPO Tahun ini
Melantai di BEI, Saham Nusantara Properti Internasional Langsung Naik 69 Persen
Resmi Jadi Emiten Ke-4 di 2019, Saham CLAY Langsung Meroket 70 Persen
Tiket.com Siap Melantai di Bursa Saham
Bos BEI Sebut Profesi Akuntan Penting Jaga Integritas Pasar Modal
Kadin Sebut Jumlah Investor di Pasar Modal Masih Kecil