Bos BPS Soal Deflasi September 2020: Daya Beli Masyarakat Masih Lemah
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi yang terjadi selama kuartal III-2020 tersebut mengindikasikan daya beli masyarakat Indonesia sangat lemah. Sementara di satu sisi, pasokan cukup dengan adanya penurunan dari beberapa komoditas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama September 2020 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Deflasi ini menjadi tiga kali berturut-turut sejak kuartal III-2020 atau selama periode Juli, Agustus, dan September.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi yang terjadi selama kuartal III-2020 tersebut mengindikasikan daya beli masyarakat Indonesia sangat lemah. Sementara di satu sisi, pasokan cukup dengan adanya penurunan dari beberapa komoditas.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Memang daya beli kita masih sangat lemah. Masih-masih sangat lemah itu perlu diwaspadai dari deflasi selama bulan Juli-September 2020 karena telah terjadi deflasi berturut-turut selama 3 bulan. Artinya selama Kuartal III-2020 itu daya beli masih lemah," kata dia di Kantornya Jakarta, Kamis (1/10).
Berdasarkan catatan BPS, deflasi pada bulan Juli tercatat sebesar 0,10 persen, pada bulan Agustus deflasi sebesar 0,05 persen, sementara pada September deflasi 0,05 persen.
Dia menyampaikan, deflasi yang terjadi berturut-turut sebetulnya juga pernah terjadi pada tahun 1999. Pada saat itu, deflasi terjadi selama tujuh bulan berturut-turut dari Maret hingga September.
"Pertama perlu saya infokan bahwa deflasi berturut-turut itu terjadi pada tahun 1999," kata dia.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menambahkan, pelemahan daya beli masyarakat Indonesia juga terlihat dari inflasi inti yang hanya 1,89 persen di September 2020. Bahkan, inflasi inti di September menjadi yang paling rendah sepanjang BPS bersama Bank Indonesia melakukan perhitungan pada tahun 2004.
"Jadi yang diwaspadai adalah inflasi inti terus menurun sejak Maret, tadi inflasi intinya 1,86 persen itu rendah, menunjukan daya beli kita masih sangat-sangat lemah," ungkapnya.
Baca juga:
Tumpuan Pemerintah Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen 2021
Kemendag Luncurkan Program Kampanye Pernak Pernik Unik Bangga Buatan Indonesia
Hypermart Hadir di Shopee Diharapkan Genjot Konsumsi Masyarakat
Jaga Daya Beli Usai PSBB Kembali Diterapkan, Pemerintah Diminta Tambah Bansos
Daya Beli Turun, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2020 Diperkirakan Minus 2 Persen
BPKN Ungkap Alasan Indeks Keberdayaan Konsumen RI Kalah dari Malaysia