BPS gelar sensus ekonomi per dekade, Kadin minta tiap lima tahun
"Kami menyambut baik sensus itu karena pengusaha itu butuh data real yang benar, bukan data yang dibuat di atas meja."
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik pelaksanaan sensus ekonomi tahun ini. Mengingat, itu bisa digunakan pengusaha untuk membuat perencanaan bisnis.
"Kami menyambut baik sensus itu karena pengusaha itu butuh data real yang benar, bukan data yang dibuat di atas meja," kata Ketua Kadin Indonesia, Eddy Ganefo, Jakarta, Selasa (3/5).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
Dia melanjutkan, pengusaha bisa mengolah data sensus ekonomi sesuai kebutuhan.
"Untuk marketing, produksi, investasi dan sebagainya. Pokoknya dapat data bahwa di daerah sini ternyata orang butuh banyak barang, tapi justru industrinya nnggak ada, kami kan bisa investasi di sana."
Saking butuhnya, Eddy bahkan meminta Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sensus ekonomi setiap lima tahun. Lebih cepat ketimbang saat ini yang setiap sepuluh tahun.
"Pengusaha nggak perlu takut, data ini kan untuk kami juga," katanya. "Kalau ada yang takut ini pasti ada apa-apanya. Jadilah pengusaha yang baik dan nasionalis."
BPS bakal menggelar sensus ekonomi pada 1-31 Mei 2016. Kegiatan ini diharapkan memberi gambaran terbaru mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
(mdk/yud)