Bukalapak klaim omzet pelapak naik sampai 3 kali lipat
Berkembangnya bisnis jual beli secara online (e-commerce) bukan hanya membawa keuntungan perusahaan aplikasi e-commerce, tetapi juga pelaku usaha yang menjual barangnya melalui aplikasi tersebut.
Berkembangnya bisnis jual beli secara online (e-commerce) bukan hanya membawa keuntungan perusahaan aplikasi e-commerce, tetapi juga pelaku usaha yang menjual barangnya melalui aplikasi tersebut.
Co-Founder Bukalapak, Fajrin Rasyid mengatakan, pendapatan yang diterima oleh para pelaku usaha ini atau yang di Bukalapak biasa disebut sebagai pelapak meningkat sejak menjual produknya secara online melalui e-commerce.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Dari mana BULOG mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia? “Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, tambah Tomi.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
"Kalau tidak salah, jumlah atau omzet masing-masing pelapak di Bukalapak, itu tahun lalu saja naik sekitar tiga kali lipat," ujar dia dalam acara World Conference on Creative Economy 2018 di Nusa Dua Bali, Kamis (8/11).
Dia menjelaskan, peningkatan omzet yang didapatkan oleh para pelapak ini sejalan dengan visi dari Bukalapak, di mana online marketplace ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kelas dari para pelaku usaha kecil dan menengah.
"Artinya ini sejalan dengan visi Bukalapak untuk menaikkelaskan UKM. Jadi kami tidak cuma memperbanyak pelapak saja tapi juga membuat pelapak yang berjualan ini semakin lama semakin makmur, semakin naik omzetnya," kata dia.
Menurut Fajrin, saat ini sebanyak 4 juta pelapak telah menawarkan produknya melalui Bukalapak. Ke depannya diharapkan lebih banyak lagi masyarakat yang menjadi pelapak dan merasakan manfaat dari menjual produknya secara online.
"Sekarang sekitar 4 juta pelapak. Kebanyakan (menjadi pelapak) organik, mereka sendiri (masuk ke Bukalapak) atau melalui komunitas Bukalapak yang tersebar di lebih dari 100 kota. Ini salah satu efeknya meningkatkan word of mouth di antara pelapak. Kebanyakan seperti itu. Tentu ada pelapak yang langsung kami approach. Tetapi itu tidak akan bisa masif dari sisi jumlah, jadi dua-duanya dilakukan," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Baca juga:
Pemprov Jatim gandeng Bukalapak kembangkan UKM go digital
Saat BBM dan Bukalapak berbagi ilmu di EGTC
Bukalapak rangkul toko kelontong sebagai mitra bisnis
Pesan bos Bukalapak saat maraknya perusahaan berorientasi tenaga kerja lepas di RI
Bos Bukalapak: Regulator anggap e-commerce RI dikuasai asing, itu data dari mana?