Cari masukan, Pansus RUU Pertembakauan sowan ke Malang
Terkait UU pertembakauan, DPR meminta masukan dari ilmuwan untuk memberikan sumbangsih dalam membuat regulasi. Sehingga regulasi yang dibuat DPR nanti benar-benar sejalan dengan kehendak rakyat dan melindungi kepentingan nasional.
Pansus RUU Tembakau yang dibentuk DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Malang. Sejumlah komponen masyarakat ditemui untuk memberikan masukan yang objektif dan komprehensif agar undang-undang ini lahir guna memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Di antara tempat yang kunjungi adalah Universitas Brawijaya.
Ketua Pansus RUU Pertembakauan, Firman Soebagyo mengatakan, pertemuan perlu dilakukan untuk menambah nilai baru tentang rokok dan tembakau.
-
Kenapa TPS di Distrik Naikere rawan diserang KKB? Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
-
Kapan RPP dibuat? Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbarui sebelum pembelajaran dilaksanakan.
-
Kenapa TPA Suwung terbakar? Sementara, untuk fokus pemadaman di TPA Suwung berada di sebelah barat yang merupakan titik api pertama. Saat ini titik api sudah merembet ke sebelah timur.
-
Kenapa RPP itu penting? RPP memberikan panduan yang jelas bagi guru tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana itu akan diajarkan, dan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa. Hal ini membantu guru untuk menyusun dan menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang terstruktur dan terorganisir.
-
Apa yang terbakar di TPA Putri Cempo? Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Desa Mojosongo, Solo, mengalami kebakaran.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
"Universitas Brawijaya ini telah terbukti memberikan masukan-masukan yang sangat akademis untuk legislasi di DPR," kata Firman saat pertemuan dikutip dari keterangan di Jakarta, Rabu (12/7).
Terkait UU pertembakauan, DPR katanya harus meminta masukan dari ilmuwan untuk memberikan sumbangsih dalam membuat regulasi. Sehingga regulasi yang dibuat DPR nanti benar-benar sejalan dengan kehendak rakyat dan melindungi kepentingan nasional.
"Peran ilmuwan sangat penting dalam penyusunan RUU ini. Sehingga UU Pertembakauan nanti membawa berkah bagi rakyat Indonesia."
Dalam pertemuan ini, Pansus mendengarkan pemaparan terkait konsep industri berbasis budaya di Rumah Sehat Sutiman Bambang Sumitro, Guru Besar Biologi Sel, Biologi Molekuler dan Nano Biologi Universitas Brawijaya.
Sutiman mengungkapkan, tembakau merupakan warisan nenek moyang yang sebenarnya memiliki manfaat untuk kesehatan. Seharusnya, warisan nenek moyang ini harus diapresiasi di tengah peradaban global yang sarat dengan kepantingan ini. "Tembakau harus diapresiasi untuk memberikan berkah bagi rakyat Indonesia," katanya.
Tembakau selama ini diidentikkan dengan asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan. Sehingga tembakau menjadi momok yang menakutkan bagi dunia kesehatan. Namun baginya permasalahan bangsa ini harus diselesaikan dengan kearifan lokal. Sebab, rokok sudah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan banyak unsur, yakni ekonomi, ribuan tenaga kerja serta dampak lain yang perlu pemikiran bersama ketika industri tersebut berhenti.
Baginya, rokok kretek yang dibuat nenek moyang Indonesia pasti memiliki manfaat. Rokok kretek dibuat untuk obat batuk. "Sayangnya fakta ilmiah itu tidak pernah diperhatikan pemerintah, terlebih oleh industri rokok kretek di Indonesia," katanya.
Maka itu dia berharap agar pemerintah dan industri rokok melakukan penelitian rokok yang development sebagai bagian dari strategi bisnis. Namun sayangnya mereka tidak memiliki hasil riset dan pengembangan produk yang memadai. "Harus industri rokok memasukkan budaya kita sendiri. Kami dari Universitas Brawijaya siap melakukan riset development untuk menyelesaikan masalah ini," jelasnya.
Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya tahun 2007 bersama tim Sutiman melakukan penelitian tentang rokok. Secara garis besar dia telah menemukan alat untuk menghilangkan radikal bebas dari asap rokok. Selain itu, memodifikasi makro molekul yang terkandung dalam asap rokok lewat sentuhan teknologi dengan ukuran lebih kecil.
"Divine cigarette ini ada senyawanya, sehingga mampu menjinakkan radikal bebas. Tapi, senyawanya apa saja, itu yang masih dalam proses dipatenkan," jelasnya sedikit.
Maka itu pada kesempatan itu, dia meminta agar RUU tentang Pertembakauan membuat penelitian yang development tentang tembakau dan rokok.
Ditinjau dari aset serta volume perdagangan rokok di Indonesia, riset seputar rokok sesungguhnya gampang direalisasikan. Seiring dengan arus globalisasi, rokok kretek yang merupakan produk kearifan lokal itu dilanda isu sebagai produk tidak sehat tanpa didukung data hasil riset memadai.
Ironisnya, isu rokok tidak sehat tersebut berembus dari luar negeri serta dibangun melalui kegiatan riset asing. Sementara itu, potensi lokal kurang percaya diri untuk melakukan inovasi tentang rokok sehat. Apalagi, ide tentang rokok sehat terkesan menentang arus.
Baca juga:
Dituding bela asing soal RUU Pertembakauan, ini pembelaan Misbakhun
Mantan menteri sebut RUU Pertembakauan rugikan kesehatan
Presiden Jokowi diyakini bakal tolak pengesahan RUU Tembakau
PAN klaim sejalan dengan Jokowi tolak RUU Pertambakauan
Pemerintah ogah bahas usulan DPR soal RUU Pertembakuan
Pemerintah Jokowi tak satu suara soal RUU Pertembakauan