CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Otoritas Prancis Ternyata Orang Terkaya ke-121 di Dunia
Durov dituduh melakukan kejahatan terorganisasi, perdagangan narkoba, penipuan, perundungan siber, dan promosi terorisme.
Kepala eksekutif Telegram, Pavel Durov dikabarkan ditangkap di bandara dekat Paris, Prancis. Melansir dari CNBC International, Durov ditahan atas dugaan pelanggaran terkait dengan aplikasi Telegram.
OFMIN Prancis, yang bertanggung jawab untuk melindungi anak di bawah umur dari kekerasan, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Pavel Durov. Kantor berita AFP menyebut Durov dituduh melakukan kejahatan terorganisasi, perdagangan narkoba, penipuan, perundungan siber, dan promosi terorisme.
Aplikasi perpesanan tersebut, yang memiliki sekitar 800 juta pengguna, populer di Rusia dan Ukraina.
Menyusul berita penahanan Pavel Durov, Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan pihaknya telah segera meminta klarifikasi kepada otoritas Prancis mengenai alasan penahanan dan menuntut agar hak-haknya dilindungi dan akses konsuler diberikan.
Pesan yang diunggah di Telegram tersebut mengatakan pejabat kedutaan telah menghubungi pengacara Durov.
Perjalanan Karier Pavel Durov
Miliarder kelahiran Rusia itu dituduh gagal mengurangi penyalahgunaan platformnya untuk kegiatan kriminal. Sebagaimana diketahui, Pavel Durov mendirikan jejaring sosial VKontakte (VK) pada tahun 2006, yang juga disebut sebagai Facebook versi Rusia.
Ia kemudian meninggalkan perusahaan tersebut setelah terjadi perselisihan dengan pemilik yang terkait dengan Kremlin mengenai manajemen jaringan tersebut. Durov kemudian dilaporkan menolak untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam memblokir laman mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di platform tersebut.
Setelah mengundurkan diri dari VK, Durov beremigrasi dari Rusia pada tahun 2014. Ia memperoleh kewarganegaraan di kepulauan Karibia Saint Kitts dan Nevis setelah memberikan sumbangan sebesar USD250.000 untuk industri gula di sana.
Pada Agustus 2021, Durov diberikan kewarganegaraan Prancis.
Orang Terkaya ke-121 di Dunia
Dalam sebuah wawancara dengan komentator Amerika Tucker Carlson tahun ini, Durov menyebutkan prioritasnya untuk kebebasan berbicara, kebebasan berkumpul, dan pasar bebas. Baik itu keputusannya untuk meninggalkan VK lebih dari satu dekade lalu, atau kehidupan pribadinya.
Ia mendirikan Telegram pada tahun 2013. Kemudian memasarkan Telegram sebagai platform yang tidak disensor dan netral, dapat diakses oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan pandangan.
Durov diperkirakan memiliki kekayaan bersih sekitar USD15,5 miliar atau Rp239 triliun. Berdasarkan data Forbes, Durov menjadi orang terkaya ke-121 di dunia.