Cerita Sri Mulyani Sulit Beli Susu Saat Krisis Ekonomi 98
Saat itu Sri Mulyani sebagai seorang ibu muda yang memiliki anak kecil, sangat kesulitan membeli susu formula.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan kondisinya saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998. Saat itu kondisi ekonomi nasional cukup kacau karena banyak kerusuhan terjadi dimana-mana. Masyarakat kesulitan melakukan aktivitas keuangan dan membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kita pernah mengalami krisis 98. Perbankan tutup, masyarakat panik, toko-toko tutup, terjadi kerusuhan," kata dia saat menjadi pembicara di hadapan ratusan anak muda yang menghadiri acara National Town Hall on Youth Engagement, di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Siapa yang mengatakan bahwa program pemberdayaan istri nelayan di Banyuwangi bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi saat musim paceklik? Konsep pemberdayaan istri nelayan memang bertujuan agar mereka masih bisa berpenghasilan meskipun kondisi paceklik ikan," tambahnya.
Saat itu Sri Mulyani sebagai seorang ibu muda yang memiliki anak kecil, sangat kesulitan membeli susu formula.
"Kalau ibu - ibu muda seperti saya waktu itu khawatir tidak bisa membeli susu untuk anak kita. Bukan karena tidak punya uangnya, tapi tokonya tidak menjual karena kerusuhan," ujarnya.
Dari pengalaman itu Sri Mulyani berpesan kepada generasi muda untuk turut serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi agar peristiwa 98 tidak terulang kembali. "Hal inilah yang ingin kita hindari," ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengakui tidak mudah menjaga kondisi perekonomian tetap stabil. Banyak tantangan baik dari dalam negeri maupun global. Terlebih saat ini kondisi ekonomi dunia penuh ketidakpastian.
"Tantangan selalu banyak. dunia tidak pernah statis. Hari ini diumumkan oleh bank sentral Amerika (The Fed) bahwa tidak akan menaikkan suku bunganya , itu saja sudah mempengaruhi sedunia," tutupnya.
Baca juga:
Sri Mulyani Ajak Anak Muda Berperan Wujudkan Indonesia Adil dan Makmur
Sri Mulyani: RI Sudah Lalui Pemilu Beberapa Kali, Jadi Tak Usah Dicemaskan
The Fed Pertahankan Suku Bunga, Sri Mulyani Sebut Tekanan Global Mulai Berkurang
Sri Mulyani Akui Bangun SDM Lebih Sulit Dibanding Infrastruktur
Sri Mulyani: Ada Orang Ibadahnya Bagus, Tapi Lihat Uang Lupa Semuanya