Dampak Tapering Off ke RI Kecil, Rupiah Diprediksi Tetap Menguat
Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan bahwa dampak kebijakan moneter atau tapering-off yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed terhadap ekonomi Indonesia tergolong kecil.
Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan bahwa dampak kebijakan moneter atau tapering-off yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed terhadap ekonomi Indonesia tergolong kecil.
"The Fed cukup transparan mengkomunikasikan kebijakan mereka. Jadi pasar kelihatannya tidak akan panik seperti yang terjadi seperti dulu," kata Hans Kwee dalam diskusi virtual bertajuk 'Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed' pada Jumat (29/10).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Hans juga menyebutkan bahwa kebijakan moneter ini sudah diantisipasi pelaku pasar dan pembuat kebijakan cukup lama. Kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding tahun 2013 silam, ketika tapering-off pada saat itu membuat nilai kurs Rupiah menyentuh level terlemah pada 2015, menjadi Rp 14.730.
Tetapi mata uang Rupiah saat ini, Hans menyebutkan, termasuk mata uang negara berkembang lainnya berada pada posisi undervalued. "Jadi posisi mata uang kita sangat undervalued dan kemungkinan kecil sekali bahwa Rupiah akan melemah," jelasnya.
Dia melanjutkan, dominasi kepemilikan asing di instrumen keuangan Indonesia relatif lebih rendah, di pasar obligasi goverment relatif rendah, di pasar saham pun juga lebih rendah. "Dan saat ini kita lebih melihat investor ritel itu naik sangat banyak jumlahnya, sehingga dampak dari tapering ini kemungkinan akan kecil," ujar Hans.
Pada Agustus 2021, Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 0-0,25 persen dalam rapat Federal Open Market Committee. Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tapering off atau pengurangan stimulus besar–besaran di tahun ini.
Meskipun demikian, Powell juga memperingatkan bahwa mulainya tapering pembelian asset tidak dapat diinterpretasikan sebagai sinyal segera menyusulnya kenaikan suku bunga. Tapering-off, merupakan pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas.
Hal ini dilakukan The Fed dengan mengurangi ukuran program pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE).
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
3 Faktor Indonesia Bakal Kebal dari Dampak Tapering The Fed
Kurs Rupiah Melemah ke Rp14.158 per USD Dipicu Pernyataan Gubernur The Fed
Rupiah Ditutup Melemah di Tengah Ekspektasi Tapering The Fed
Ada Tapering Off, Pemerintah Diminta Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga
Tapering The Fed akan Berdampak Signifikan ke 3 Sektor Ini
LPS: Dampak Tapering Off Masih Relatif Terbatas