Di Suriname, Setiap Warga Dapat Uang Tunai Belasan Juta dari Royalti Tambang Minyak
Presiden Chan Santokhi mengatakan royalti akan dibayarkan agar setiap warga Suriname dapat memperoleh manfaat dan keuntungan dari minyak dan gas.
Presiden Suriname memastikan royalti dari pendapatan minyak dan gas, akan dibagikan kepada warganya.
Dilansir dari The Guardian, Suriname dan negara tetangganya Guyana, keduanya bekas koloni Belanda, berharap dapat meraup miliaran dolar di tahun-tahun mendatang dari cadangan minyak mentah lepas pantai yang melimpah.
Awal bulan ini, Guyana mengumumkan semua warga negara dewasa yang tinggal di dalam dan luar negeri akan menerima pembayaran sekitar 370 pound sterling (Rp7,4 juta), sebagai bagian dari upaya untuk mendistribusikan kembali kekayaan minyaknya.
Para ahli mengatakan, Suriname, sebagai negara dengan penduduk 600.000 orang, akan menghasilkan sekitar USD10 miliar dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
Menurut data Bank Dunia, hampir satu dari lima penduduk Suriname hidup dalam kemiskinan. PDB tahunannya sekitar USD3,4 miliar.
Bulan lalu, grup minyak Prancis Total mengumumkan proyek senilai USD10,5 miliar untuk mengeksploitasi ladang minyak di lepas pantai Suriname dengan kapasitas produksi 220.000 barel per hari. Produksi baru akan dimulai pada tahun 2028.
Suriname Ingin Patahkan Kutukan Negara Kaya Minyak
Pada hari Senin, Presiden Chan Santokhi mengatakan royalti akan dibayarkan “agar setiap warga Suriname dapat memperoleh manfaat dan keuntungan dari minyak dan gas”.
Setiap warga negara akan menerima sejumlah USD750 (Rp12 juta) dalam rekening tabungan, dengan tingkat bunga tahunan sebesar tujuh persen, katanya dalam pidato Hari Kemerdekaan.
“Semua orang akan mendapatkan keuntungan dari kesempatan ini dan tidak seorang pun akan tertinggal,” janji presiden.
“Anda adalah pemilik bersama dari pendapatan minyak.”
Santokhi sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa negaranya sangat menyadari kutukan minyak, yang juga dikenal sebagai 'penyakit Belanda”, yang menimpa negara-negara kaya sumber daya lainnya seperti Venezuela, Angola, dan Aljazair yang tidak mampu mengubah kekayaan minyak menjadi kesuksesan ekonomi.
Norwegia menjadi pengecualian terhadap “kutukan” tersebut dengan membangun dana kekayaan negara.
Suriname telah menyiapkan dana serupa untuk mengantisipasi masuknya uang tunai dari minyak.