Donald Trump Bakal Hapus Kredit Pajak Kendaraan Listrik dan Izinkan Pengeboran Minyak Baru
Presiden terpilih tampaknya berfokus pada pemotongan biaya dan menghilangkan hal-hal yang dianggap tidak perlu.
Tim transisi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dikatakan sedang mempersiapkan sebuah program yang akan memungkinkan pengeboran baru dan perluasan untuk minyak dan gas alam cair.
Laman Carscoops melaporkan, bahwa selain mendukung minyak dan gas, pemerintahan Trump dilaporkan ingin menghapus kredit pajak kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
- Donald Trump Tunjuk Pengusaha Minyak yang Menentang Krisis Iklim Jadi Menteri Energi AS, Transisi Energi RI Terganggu?
- Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini
- Kenapa Donald Trump Tetap Keras Kepala Soal Mobil Listrik Meski Bersahabat dengan Elon Musk?
- Apabila Donald Trump Menjadi Presiden, Rencananya untuk Menonaktifkan Mobil Listrik di Amerika.
Ini bukan pertama kalinya kabar tersebut beredar, tetapi para produsen mobil dilaporkan telah memohon untuk mempertahankannya karena mereka telah menginvestasikan miliaran dolar untuk kendaraan listrik.
Namun, Presiden terpilih tampaknya berfokus pada pemotongan biaya dan menghilangkan hal-hal yang dianggap tidak perlu.
Program ini dikabarkan dapat diluncurkan dalam beberapa hari setelah Trump menjabat, memungkinkan peningkatan pengeboran minyak di lahan milik federal dan juga di lepas pantai.
Perizinan diharapkan dapat dipercepat dan area-area yang lebih menguntungkan dapat dibuka untuk pengeboran.
Agenda Jalur Pipa
Jalur Pipa Keystone XL juga dikatakan ada dalam agenda, tetapi publikasi menunjukkan bahwa itu lebih untuk pertunjukan dari pada yang lainnya.
Seperti yang mereka jelaskan, proyek ini akan harus dimulai dari awal karena hal-hal seperti hak guna telah dikembalikan kepada pemilik tanah.”
Bagian penting lainnya dari agenda Trump adalah mengisi kembali Cadangan Minyak Bumi Strategis.
Pada minggu lalu, pemerintah memiliki 390,4 juta barel yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemerintahan Trump yang pertama, yang biasanya memiliki sekitar 650 juta barel.