Ekonomi 60 Negara Ambruk, Jokowi Blak-blakan Gambarkan Kengerian yang Bakal Terjadi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, bahwa ada 60 negara yang ekonominya bakal ambruk. Dari jumlah itu, ada 42 negara yang sudah dipastikan menuju pada situasi buruk itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, bahwa ada 60 negara yang ekonominya bakal ambruk. Dari jumlah itu, ada 42 negara yang sudah dipastikan menuju pada situasi buruk itu.
"Terakhir baru kemarin saya mendapatkan informasi 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju kesana," kata Presiden Jokowi dalam acara Rakernas II PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
Menurutnya, lembaga internasional akan sulit memberi bantuan kepada negara yang bakal ambruk karena jumlahnya terlalu banyak. Beda jika jumlahnya hanya hitungan jari.
"Siapa yang mau membantu mereka kalau sudah 42, mungkin kalau satu, dua, tiga negara krisis bisa dibantu mungkin dari lembaga-lembaga internasional, tapi kalau sudah 42 nanti dan bisa mencapai 60 betul kita tidak ngerti apa yang harus kita lakukan," ujar Jokowi.
Dengan situasi itu, kepala negara meminta pihaknya untuk berjaga-jaga dan sangat waspada. Kata dia, kondisi dunia tidak berada pada posisi normal.
"Begitu krisis keuangan masuk ke krisis pangan masuk ke krisis energi, mengerikan. Saya kira kita tahu semuanya, sudah satu, dua, tiga negara mengalami itu, tidak punya cadangan devisa, tidak bisa beli BBM, tidak punya cadangan devisa tidak bisa beli pangan tidak bisa impor pangan karena pangannya energinya impor semua," ujarnya.
"Kemudian terjebak juga pada pinjaman utang yang sangat tinggi, karena dept rationya terlalu tinggi," pungkas Presiden Jokowi.
Jokowi Minta Para Menteri Peka
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut ekonomi 60 negara di dunia diperkriakan bakal ambruk. Bahkan ekonomi dari 40 negara diantaranya telah dipastikan merosot.
Dengan demikian, Jokowi meminta jajaran pembantunya di kementerian untuk bisa peka terhadap kondisi ini. Tujuannya, guna bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dari ketidakpastian global.
"IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi, dalam pembukaan Rakornaswasin BPKP, Selasa (14/6/2022).
Ia menyampaikan, dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian utamanya di sektor pangan dan energi. Sehingga, akan berdampak pada kondisi ekonomi di dalam negeri.
Buktinya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan. Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor energi pun mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding prediksi.
"Inilah ketidakpastian yang saya sampaikan dan kita semua harus punya kepekaan, harus punya sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tak bisa hanya makronya, tidak, bisa mikronya, detailnya harus tahu," paparnya.
Guna mendukung hal itu, ia meminta Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh untuk melakukan pengawasan. Utamanya menyoroti detail.
"Inilah yang sering saya sampaikan ke Pak Ateh, pak Kepala BPKP, pak detail ini di cek pak. Untuk apa? Policy-nya (aturan kebijakan) jangan sampai keliru," tegasnya.
(mdk/bim)