Ekonomi China melambat bikin Rupiah tertekan
Meski begitu, Agus yakin Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pelemahan ekonomi yang dialami China akan memberikan dampak bagi negara-negara berkembang. Seperti adanya tekanan mata uang negara-negara berkembang atas melemahnya nilai tukar Yuan.
Asumsi ini diperkuat dengan adanya catatan dari World Bank terhadap pertumbuhan ekonomi di 2016 yang menyatakan bahwa ekonomi di negara-negara berkembang akan melemah.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Di mana sampah luar angkasa menghantam Stasiun Luar Angkasa China? “Modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa telah mengalami kehilangan sebagian pasokan daya akibat benturan dari sampah luar angkasa pada kabel daya di sayap panel surya,” ujar wakil direktur CMSA, Lin Xiqiang.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
"Hal ini sebetulnya menjadi kekhawatiran, masih ada rebalancing. Di channel keuangan itu adalah mata uang dari negara berkembang akan tertekan, dan dikhawatirkan akan ada capital reversal. Dan diharapkan seperti hal ini merupakan kondisi dunia yang harus diperhatikan," kata Agus di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Senin (11/1).
Meski begitu, dia yakin Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut. Hal ini dilihat dengan adanya perbaikan inflasi dan perbaikan pembangunan infrastruktur, sehingga diharapkan akan ada kemajuan di kuartal pertama guna membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kalau dari Januari sampai September kita masih optimis bahwa inflasi akan berada di angka 4 plus minus 1 persen. Secara umum komitmen pemerintah untuk melakukan percepatan di infrastruktur, itu dibuktikan dengan banyak departemen pemerintah yang bertanggung jawab terhadap infrastruktur dalam melakukan pelelangan," kata dia.
Selain itu, Agus juga menilai revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Dengan begitu, dia semakin optimis Indonesia bisa menghadapi dampak dari perlambatan ekonomi China.
"Secara umum kita lihat fundamental ekonomi kita ada perbaikan. Di dalam negeri baik itu inflasi atau pun pertumbuhan ekonomi, current account atau pun capital account, itu semua menunjukkan kondisi yang lebih baik," pungkas dia.
(mdk/sau)