ESDM bangun 246 pembangkit tenaga matahari di Pulau Enggano
Potensi penyerapan tenaga kerja dari proyek sambungan ini adalah 33 orang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membangun 246 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat sejak 2014 dengan total kapasitas 50 KW (kilowatt), di Desa Banjar Sari, Kecamatan Enggano. Potensi penyerapan tenaga kerja dari proyek sambungan ini adalah 33 orang.
Dikutip dari laman Setkab.go.id, Sabtu (13/8), sambungan ini berpotensi mengurangi Emisi CO2 per tahun sebanyak 64 Ton.
"Pembangkit yang sudah dibangun kemudian diserahkan kepada Pemda untuk dikelola melalui Hibah Barang Milik Negara, sehingga tanggung jawab pemeliharaan pembangkit tersebut sudah menjadi kewenangan Pemda sepenuhnya," tulis Kementerian ESDM.
Selain itu, melalui Rencana Pembangunan Pulau Enggano secara Terpadu dan Terintegrasi, Pemerintah Bengkulu Utara mengusulkan pembangunan PLTS Terpusat melalui pembiayaan APBN Tahun Anggaran 2016-2019. Fokus pembangunan PLTS tersebut adalah empat desa yang belum teraliri listrik yaitu Malakoni, Apoho, Meok, dan Ka’ana dengan estimasi investasi sebesar Rp 15 miliar.
"Diharapkan dengan tersedianya listrik di empat desa tersebut, akan mendukung aksesibilitas Pulau Enggano sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional."
Potensi unggulan yang dapat dikembangkan di Pulau Enggano adalah pertanian, perikanan, dan pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga percepatan pembangunan infrastruktur seperti ketenagalistrikan yang menunjang pengembangan potensi tersebut sangat diharapkan. Terlebih empat dari enam desa yang ada di Pulau ini belum teraliri listrik.
Baca juga:
Pengusaha apresiasi aturan tarif listrik untuk PLTS
Proyek PLTS banyak mangkrak akibat tak didukung SDM berkualitas
Bangun PLTS 1.000 MW, Pertamina jalin sinergi dengan 3 BUMN
RI baru rencana, Maroko tak lama lagi punya PLTS terbesar dunia
Dua negara ini siap bangun PLTS di Indonesia Timur
PT LEN bangun PLTS senilai Rp 57 miliar di Manokwari
Pemerintah Jokowi punya program patriot PETA
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Bagaimana cara PLTA Kracak menyalurkan listrik? “Jadi ini listriknya disalurkan ke Bogor, yang saat itu Buitenzorg sedang butuh, terutama untuk penerangan kantor gubernur. Setelah Buitenzorg memiliki penerangan, listrik disalurkan ke Tanjung Priuk untuk operasional Trem dan perkotaan,” kata sang kreator, Jejak Siborik.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.