Heboh 200 Mahasiswa Baru UIN Dipaksa Buka Pinjol, OJK: Itu Paylater
Sebagian mahasiswa sudah mempergunakan uang hasil pinjaman untuk membeli pulsa dan kebutuhan lainnya.
Sebagian mahasiswa sudah mempergunakan uang hasil pinjaman untuk membeli pulsa dan kebutuhan lainnya.
Heboh 200 Mahasiswa Baru UIN Dipaksa Buka Pinjol,
OJK: Itu Paylater
Heboh 200 Mahasiswa Baru UIN Dipaksa Buka Pinjol, OJK: Itu Paylater
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap hasil penyelidikan sementara terhadap kasus pinjaman online yang terjadi dalam kegiatan Festival Budaya UIN Raden Mas Said Surakarta, Jawa Tengah. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi meluruskan, mahasiswa baru tersebut dipaksa untung membuka akun paylater bukan pinjaman online (pinjol).
Dia menyebut, ada 200 mahasiswa baru UIN Surakarta yang telah terdaftar sebagai penerima pinjaman paylater.
"Nah, yang menjadi ramai itu karena 200-nya (mahasiswa baru) itu dibukain credit line di salah satu PUJK (pelaku usaha jasa keuangan)," kata Friderica di Menara Radius Prawiro, Jakarta Pusat, Jumat (18/8).
Kiki, sapaanya menyebut beberapa di antara penerima tersebut sudah mempergunakan uang hasil pinjaman untuk membeli pulsa dan kebutuhan lainnya.
Adapun, nominal kredit yang diterima mahasiswa baru UIN Surakarta berkisar Rp100.000 hingga Rp300.000.
Merdeka.com
"Untuk mahasiswa yang dibukakan cedit line antara Rp100 sampai Rp300 ribu, dan dari situ sudah ada yang makai untuk beli pulsa," beber Kiki.
OJK menyesalkan atas indisen pemaksaan
pendaftaran akun paylater terhadap mahasiswa baru UIN Surakarta yang menuai sorotan tajam dari masyarakat. Mengingat, kalangan mahasiswa dinilai tidak tepat untuk diarahkan mengakses pinjaman kredit bersifat konsumtif.
"Jadi, kemudian ramai karena ibaratnya mahasiswa ini merasa kok kita malah diajari untuk konsumtif, berhutang kan itu ibaratnya," ungkap Kiki.
Atas peristiwa tersebut,
OJK telah meminta keterangan pihak Rektorat UIN Surakarta hingga Dewan Mahasiswa untuk mengetahui duduk permasalahan tersebut secara jelas.
Dia menyebut, instruksi pendaftaran akun paylater untuk kegiatan Festival Budaya berada di luar pengetahuan kampus.
"Laporannya baru tadi, Jadi itu kampus mengklarifikasi kegiatan itu diluar yang resmi dari rektorat,"
tegas Kiki.