IHSG anjlok, investor kecewa hasil hitung cepat pemilu 2014
Tidak ada partai yang menang mutlak.
Investor di pasar modal Indonesia ditengarai kecewa pada hasil hitung cepat pemilihan umum legislatif yang membuat peta politik terpecah. Itu sebabnya, perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam pembukaan hari ini, Kamis (10/4), menukik 92,09 poin atau 1,87 persen ke level 4.829,33. Bahkan, penurunan sempat menajam jadi 145,4 poin (2,9 persen) ke level 4.775,9.
Analisis itu dilontarkan Direktur Utama Indo Premier Moleonoto. Dia meyakini pelaku pasar banyak yang berharap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menguasai 20 persen kursi parlemen, sehingga perpolitikan di Tanah Air mudah terpetakan. Rupanya, langkah partai berlogo banteng itu menominasikan Joko Widodo sebagai calon presiden tak banyak berdampak pada penguasaan legislatif.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
"Mereka masih berharap Jokowi Effect bisa memberi kontribusi besar, ternyata tidak. Tidak ada satu partai pun yang mendapatkan hasil sampai 25 persen, ini direspon market negatif," ujarnya di Auditorium Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Pelaku pasar dari sisi sentimen mendukung PDIP, karena itu akan memperbesar kemungkinan Jokowi menjadi presiden. Dengan hasil pemilu legislatif yang mengarahkan setiap partai berkoalisi, investor diyakini Moleonoto bakal menunggu hingga pemilihan presiden, Juli mendatang. Dampaknya, IHSG bakal terus fluktuatif.
"Sampai Juni tidak pasti kondisinya, pasar masih menunggu-nunggu," tandasnya.
Baca juga:
Hasil Pemilu bikin pasar ragu, IHSG dibuka terpuruk
Hasil Pemilu turut tentukan gerak IHSG
Ekonomi tetap stabil di tengah memanasnya iklim politik
Sejak 1987, Pemilu sukses bawa IHSG naik kelas
Jelang pileg, IHSG ditutup hanya menguat tipis