Indonesia Bakal Punya BBM Jenis Baru Lebih Ramah Lingkungan, Setara Euro 5
Saat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan konten sulfur dari BBM yang ada di pasaran.
Kehadiran BBM baru ini merupakan solusi atas permasalahan polusi udara di perkotaan. Persoalan polusi udara sendiri disebabkan oleh penggunaan BBM dengan kandungan sulfur tinggi.
Indonesia Bakal Punya BBM Jenis Baru Lebih Ramah Lingkungan, Setara Euro 5
Indonesia Bakal Punya BBM Jenis Baru Lebih Ramah Lingkungan, Setara Euro 5
- Pemerintah Diminta Segera Berlakukan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi Udara di Jakarta
- BBM Rendah Sulfur Segera Dirilis, Pemerintah Jamin Harga Bensin Pertamina Tidak Naik
- Pemerintah Bakal Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Pertalite dan Pertamax Dihapus?
- Ternyata Indonesia Masih Kalah dengan India Dalam Pemakaian BBM Rendah Sulfur
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebut bahwa Indonesia akan memiliki bahan bakar minyak (BBM) jenis baru. BBM anyar ini diklaim memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah.
Dia menyebut, kehadiran BBM baru ini merupakan solusi atas permasalahan polusi udara di perkotaan. Persoalan polusi udara sendiri disebabkan oleh penggunaan BBM dengan kandungan sulfur tinggi.
"kita kan sekarang ini udara kita banyak emisi. Ini gimana caranya supaya mengurangi, supaya kita hidup sehat. Jadi kita alternatifnya pakai yang BBM yang rendah sulfur," kata dia kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7).
Saat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan konten sulfur dari BBM yang ada di pasaran. Arifin menyebut, bahan pencampur tersebut untuk menghasilkan BBM setara Euro 5.
"Jadi gini ya, kita cari bahan pencampur yang memang bisa mengurangi sulfur konten. Kalau sekarang kita kan masih 500 PPM-an. Kalau standarnya EURO 5 kan udah harus di bawah 50," ujarnya.
merdeka.com
Arifin menyebut, untuk menciptakan BBM baru yang lebih ramah lingkungan tersebut diperlukan ongkos produksi. Namun, tidak disebutkan secara pasti anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan jenis BBM baru tersebut.
"Tapi menuju itu kan ongkosnya ada," tegas dia.
Diketahui, kualitas udara di DKI Jakarta sempat memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, kualitas udara di ibukota masuk dalam kategori terburuk di dunia.
Ironinya, paparan polusi udara tidak hanya berpengaruh di luar ruangan atau bangunan, tetapi juga bisa di dalam ruangan. Pencemar yang terbawa masuk ke dalam ruangan tersebut dampaknya dapat mempengaruhi kesehatan, bahkan kinerja orang-orang di dalamnya.
Kepala Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC-UI), Budi Haryanto mengatakan, polusi udara yang terbawa ke dalam ruangan berasal dari pergerakan pekerja dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Dalam perjalanan, pencemar dari emisi kendaraan dan kondisi sekitar dapat menempel di pakaian pekerja dan menyebar di dalam ruangan tertutup.
"Pekerja keluar-masuk dari rumah, naik sepeda motor, kemudian di jalan tertempel pencemar kimia dari kendaraan lain atau virus dan bakteri dari jalan, sehingga saat di kantor pencemar yang menempel di sepatu atau pakaiannya bisa menyebar," kata Budi saat berbincang dengan Katadata Green di Lab Multidisiplin UI beberapa waktu lalu.
Dampak polusi udara dalam ruangan dapat mempengaruhi produktivitas pekerja dan mengakibatkan kerugian ekonomi. Menurut Budi, sick building syndrome dapat mengganggu pekerja secara langsung dalam bentuk penyakit, seperti batuk dan pusing kepala. Pekerja yang menderita penyakit ini harus beristirahat satu-dua hari setiap bulannya.