Ini hasil rapat Jokowi dengan menteri ekonomi terkait antisipasi perang dagang
Usai ratas, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan strategi dalam menyikapi kondisi ekonomi global akibat kebijakan proteksi yang diterapkan AS.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) guna mengantisipasi dampak dari ketidakpastian perekonomian global, termasuk perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ratas tersebut digelar di Istana Bogor dan dihadiri oleh sejumlah menteri ekonomi.
Ditemui usai ratas, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan strategi dalam menyikapi kondisi ekonomi global akibat kebijakan proteksi yang diterapkan AS.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
"Jadi yang pertama tentu menyikapi kondisi ekonomi makro maupun mikro di dunia dan dalam negeri, pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional, juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga," ujar dia di Istana Bogor, Senin (9/7).
Salah satu yang menjadi fokus dari pemerintah yaitu bagaimana Indonesia terus meningkatkan ekspor dan melakukan optimalisasi terhadap impor, yang disertai dengan mengembangkan subtitusi impor agar perekonomian Indonesia semakin kuat.
"Jadi beberapa hal yang menjadi catatan, tentunya Bapak Presiden sudah menyampaikan kita melakukan optomalisasi full fiskal. Jadi itu baik berbentuk bea keluar, bea masuk, maupun harmonisasi daripada bea masuk itu sendiri, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor," kata dia.
Menurut Airlangga, untuk menggenjot ekspor, pemerintah akan memberikan jaminan ketersediaan bahan baku bagi industri di dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan berbagai macam insentif guna mendorong kinerja ekspor.
"Kemudian juga pemerintah akan memberikan insentif UKM terutama di bidang furnitur, misalnya SVLK akan dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah. Kemudian juga peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, terutama dalam yaitu pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri, sehingga industri nasional utilisasinya bisa ditingkatkan," jelas dia.
Terkait dengan investasi, kata Airlangga, pemerintah akan memberikan insentif untuk melakukan relokasi pabrik. Misalnya industri yang telah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain seperti ke Jawa Tengah.
"Termasuk di antaranya mengkaji industri nasional yang bisa utilisasinya ditingkatkan untuk melakukan ketersediaan bahan baku dalam negeri, termasuk korporasi-korporasi di Tuban yang bisa menyediakan baik itu petrokimia maupun BBM," ungkap dia.
Hal lain yang juga menjadi sorotan Presiden Jokowi yaitu terkait dengan biodiesel, di mana penggunaan biodiesel 20 persen (B20) sekaligus dikaji penggunaan biodiesel ke 30 persen (B30). Karena itu akan meningkatkan konsumsi dari biodesel sebesar 500 ribu ton per tahun.
"Ini yang diminta Bapak Presiden dibuatkan kajiannya. Kemudian antisipasi lanjutnya memaksimalkan untuk para wisata, tentunya perkembangan airport dan kemudian pengembangan low cost carrier (LCC), sehingga pariwisata ini adalah salah satu sektor yang cepat yang bisa digenjot," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)