Ini Pendiri Jamu Buyung Upik, Punya Ambisi Modernisasi Jamu di Indonesia
Bagi anda kelahiran tahun 90, tentu tidak asing dengan produk jamu Buyung Upik. Jamu ini merupakan jamu favorit anak-anak di era 90 hingga awal tahun 2000, dengan aneka rasa.
Bagi anda kelahiran tahun 90, tentu tidak asing dengan produk jamu Buyung Upik. Jamu ini merupakan jamu favorit anak-anak di era 90 hingga awal tahun 2000, dengan aneka rasa.
Buyung Upik merupakan satu dari sekian merek jamu di bawah naungan PT Jamu Jago. Perusahaan dengan spesialisasi jamu ini dirintis oleh Phoa Tjong Kwan alias T.K Suprana, bersama sang istri Tjia Kiat Nio atau "Mak Jago".
-
Produk apa saja yang terkenal di dunia dan ternyata asli produk lokal Indonesia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa manfaat utama yang ditawarkan dari jamu tradisional Indonesia? Jamu tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang kaya akan manfaat kesehatan. Beragam jenis jamu dengan bahan-bahan alami yang digunakan memiliki khasiat yang berbeda-beda. Salah satu manfaat yang sering kali dicari dari konsumsi jamu adalah untuk mengatasi masalah kesehatan seperti asam urat, darah tinggi, dan kolesterol.
-
Mengapa banyak produk lokal Indonesia terkenal di dunia? Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Bagaimana cara pengobatan kebotakan tradisional ala warga Betawi di Ciganjur? Untuk mengobati penyakit kebotakan, warga Betawi di sekitar Ciganjur biasanya menggunakan beberapa jenis daun, seperti selederi, lidah buaya dan santan kelapa.Bahan-bahan tersebut biasanya dijadikan sari lalu bisa dicampurkan atau digunakan satu per satu sesuai kebutuhan. Untuk pengobatan, hasil sari tersebut langsung dioleskan di bagian kepala yang mengalami penipisan rambut atau kebotakan. Warga setempat biasanya melakukannya secara rutin, sebanyak dua sampai tiga kali per minggu. Dalam jangka waktu beberapa bulan, rambut dipercaya bisa tumbuh di area tersebut.
-
Apa yang membuat obat tifus tradisional di Desa Sindangkerta unik? Obat tifus ini dibuat tradisional oleh warga di Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Bahannya menggunakan cacing khusus yang direbus selama beberapa jam menggunakan air. Pembuatan obat tifus ini dilakukan oleh seorang warga di kediamannya, Desa Wangunsari.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Mengutip dari akun YouTube Jamu Jago, alasan T.K Suprana merintis industri jamu agar minuman tradisional ini dapat dinikmati secara praktis. Sebab saat itu, penjual jamu gendong meracik jamu dengan peralatan sederhana.
Untuk meningkatkan efisiensi meracik jamu, sekaligus dalam kuantitas yang lebih banyak dibandingkan meracik sendiri, T.K Suprana bertekad membangun bisnis industri jamu. Hingga pada tahun 1918, pabrik Jamu Jago resmi beroperasi di Semarang, Jawa Tengah.
Jamu Jago kini berusia 105 tahun. Eksistensinya di industri jamu tetap langgeng. Usaha Jamu Jago saat ini sudah dikelola oleh generasi ke-4. Tidak lupa, Jamu Jago juga bertumpu pada tokoh-tokoh dari generasi ke-2, terutama Panji Suprana dengan konsep bisnisnya yang cerdas dan modern untuk mengembangkan perusahaan pesat.
Dia membuat promosi kreatif yang menghibur masyarakat, pemahaman tentang pentingnya pengenalan produk di pasar. Panji Suprana juga disebut memiliki pengetahuan untuk mempergunakan kompetisi yang sehat antara perusahaan jamu lainnya supaya mendorong ambisi bagi anggota perusahaan.
Generasi pertama Jamu Jago adalah Phoa Tjong Kwan alias T.K. Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio yang dipanggil "Mak Jago" oleh putu-putunya. Kemudian dilanjutkan generasi ke-2 oleh Phoa Bing An aka Anwar Suprana, Phoa Bing Swan atau Panji Bagus Suprana yang berperan sebagai Managing Director sampai 1983, serta peran dari Phoa Bing Lam atau dikenal sebagai Lambang Suprana dan Phoa Bing Tik alias Bambang Suprana.
Generasi ke-3 Jamu Jago adalah Jaya Suprana yang merupakan anak angkat Lambang Suprana. Nama besar Jamu Jago tak bisa lepas dari sosok pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949 yang lebih dikenal luas sebagai seorang budayawan, pianis, pengusaha, sekaligus pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dan penggagas Kelirumologi.
Sementara generasi ke-4 dilanjutkan Ivana Suprana, Arya Suprana, Tatum Suprana Andoyo Vincent Suprana. Satu ciri khas dari Jamu Jago adalah logonya, yang berupa ilustrasi ayam jantan dengan warna hitam, putih, merah dan kuning.
(mdk/azz)