Jumlah Penduduk Dunia Diprediksi Bakal Menyusut Tahun 2100
PBB memprediksi penduduk dunia akan menurun secara bertahap menjadi 10,2 miliar pada tahun 2100, 6 persen lebih rendah dari perkiraan satu dekade lalu.
Kondisi ini disebabkan karena beberapa negara terbesar di dunia menghadapi penurunan angka kelahiran. Perkiraan itu dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Jumlah Penduduk Dunia Diprediksi Bakal Menyusut Tahun 2100
Populasi penduduk dunia diprediksi bakal mencapai puncaknya lebih awal dari perkiraan pada abad ini.
Kondisi ini disebabkan karena beberapa negara terbesar di dunia menghadapi penurunan angka kelahiran. Perkiraan itu dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
- Tahun 2080 Bakal Jadi Puncak Bumi Dihuni Manusia, Ilmuwan Prediksi Fenomena Mengejutkan akan Terjadi
- 193 Juta Orang Diprediksi Mudik, Kemenhub Tambah 2.000 Penerbangan
- BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
- Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Mengutip laman Channel News Asia, laporan Prospek Populasi Dunia yang diterbitkan PBB menunjukkan bahwa populasi global diproyeksikan mencapai puncaknya sekitar 10,3 miliar pada pertengahan tahun 2080, dari saat ini 8,2 miliar.
PBB memprediksi penduduk dunia akan menurun secara bertahap menjadi 10,2 miliar pada tahun 2100, 6 persen lebih rendah dari perkiraan satu dekade lalu.
Sebelumnya, pada tahun 2022, PBB memperkirakan populasi dunia akan mencapai puncaknya sebesar 10,4 miliar tahun 2080-an.
"Di beberapa negara, angka kelahiran kini bahkan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dan kita juga melihat penurunan yang sedikit lebih cepat di beberapa wilayah dengan kesuburan tinggi," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Li Junhua.
merdeka.com
"Puncak yang lebih awal dan lebih rendah merupakan tanda yang penuh harapan. Hal ini berarti berkurangnya tekanan lingkungan akibat dampak manusia karena konsumsi agregat yang lebih rendah," tambah Li.
Rata-rata secara global, jumlah perempuan yang memiliki satu anak kini lebih sedikit dibandingkan tahun 1990.
Di lebih dari separuh negara, jumlah rata-rata kelahiran hidup per perempuan telah turun di bawah 2,1, yang menandai tingkat yang dibutuhkan suatu populasi untuk mempertahankan jumlah anak yang konsisten tanpa migrasi.
PBB menyebut, negara-negara seperti China, Korea Selatan, Spanyol dan Italia memiliki tingkat kesuburan yang 'sangat rendah'.
Pada tahun 2024, populasinya telah mencapai puncaknya di 63 negara termasuk Tiongkok, Jerman, Jepang, dan Rusia. Total populasi negara-negara ini diperkirakan akan turun sebesar 14 persen dalam 30 tahun ke depan.
Namun, di sembilan negara termasuk Niger, Somalia, Republik Afrika Tengah dan Republik Demokratik Kongo, pertumbuhan yang sangat pesat diproyeksikan dimana total populasi kelompok ini akan meningkat dua kali lipat antara tahun 2024 dan 2054.
Adapun di 126 negara termasuk Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Pakistan, populasinya diperkirakan akan mencapai puncaknya pada paruh kedua abad ini atau setelahnya.
merdeka.com