Keputusan Bank Sentral Eropa Buat Rupiah Merosot ke Rp 14.334 per USD
Sebenarnya, dari domestik, kenaikan cadangan devisa pada Februari 2019 lalu seyogyanya dapat menjadi sentimen positif bagi Rupiah.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah di perdagangan hari ini, Senin (11/3). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.334 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.314 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak sedikit menguat usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar berada di Rp 14.300 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan Rupiah dipicu keputusan Bank Sentral Uni Eropa (ECB) yang mensinyalkan adanya stimulus baru dan pemangkasan pertumbuhan ekonomi untuk Uni Eropa, serta pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari 6,5 persen menjadi 6 persen untuk tahun 2019.
"Kedua ekonomi ini dikhawatirkan membuat ekonomi global melambat. Ketidakpastian ini membuat permintaan dolar AS meningkat," ujar Lana.
Sebenarnya, dari domestik, kenaikan cadangan devisa pada Februari 2019 lalu seyogyanya dapat menjadi sentimen positif bagi Rupiah.
Posisi cadangan devisa (cadev) per Februari 2019 tercatat sebesar USD 123,3 miliar, naik dari USD 120,1 miliar pada Januari 2019. Kenaikan di antaranya karena penerbitan obligasi sukuk global yang senilai USD 2 dua miliar pada 2 Februari 2019, ditambah penerimaan devisa migas.
Posisi cadev tersebut mencapai 6,9 bulan impor dan 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Mestinya kenaikan posisi cadangan devisa ini bisa membantu menguatkan rupiah tetapi tampaknya isu eksternal pada hari Jumat kemarin lebih kuat," kata Lana.
Kendati demikian, dia menilai ada potensi penguatan rupiah secara teknikal menuju kisaran antara 14.250 per USD hingga 14.300 per USD.
Baca juga:
Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 14.334 per USD
Per 6 Maret, Bank Indonesia Catat Rp 59,9 Triliun Dana Asing Masuk RI
Nilai Tukar Rupiah Terus Merosot ke Level Rp 14.250 per USD
Bos BI Sebut 4 Faktor Buat Rupiah Merosot ke Level Rp 14.332 per USD
BI Sebut Rupiah Masih Berpotensi Menguat Terhadap USD
Ekspektasi Kesepakatan Perang Dagang Buat Rupiah Melemah ke Rp 14.146 per USD