Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Tren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Dengan bisnis ini, banyak terlahir konglomerat, dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan di negara yang ada di dunia.
- Kembangkan Berbagai Jenis Usaha dan Budi Daya Guna Tingkatkan Perekonomian, Kelompok Masyarakat Ini Berdayakan Mantan ABK dan Buruh Migran
- Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
- Kisah Ibu Tunggal Mantan Miliarder Jadi Buruh di Amerika, Rentan Jadi Korban Pelecehan, Nekat Bertahan demi Biayai Anak
- Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Pada abad ke-16, perbudakan menjadi bisnis sangat menguntungkan bagi masyarakat Amerika.
Dengan bisnis ini, banyak terlahir konglomerat, dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan di negara yang ada di dunia.
Konglomerat Amerika menjadikan tenaga budak-budak yang berasal dari beberapa negara Eropa dan Afrika, sebagai bahan bakar untuk menghasilkan keuntungan melimpah dari sektor pertanian berupa tembakau, kapas, dan tebu,
Mengutip History, perekonomian budak sangat bermanfaat bagi kemakmuran Amerika. Pada awal perang, negara-negara Amerika bagian selatan memproduksi 75 persen kapas dunia dan menciptakan lebih banyak jutawan.
Sebagai imbalan atas pekerjaan budak, mereka menerima makanan dan tempat tinggal, pendidikan dasar dan sesekali diberi kesempatan untuk perdagangan.
Pada tahun 1680, perekonomian Inggris membaik dan lebih banyak lapangan kerja tersedia di Inggris. Pada masa ini, pekerja Eropa yang diperbudak di Amerika memutuskan kembali ke Inggris. Dampaknya, Amerika kekurangan budak.
Namun, kondisi itu tidak berlangsung lama. Orang-orang Afrika kemudian "menjadi alternatif" budak bagi Amerika.
Seiring sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan, para jutawan Amerika bahkan membangun "pasar budak" untuk melelang tenaga kerja Afrika yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian.
Pasar budak, di mana manusia diperiksa seperti binatang dan diperjualbelikan kepada penawar tertinggi, terbukti menjadi usaha yang semakin menguntungkan.
Pada pertengahan abad ke-17, seorang budak yang terampil dan berbadan sehat bisa mendapatkan hingga USD2.000. Kerja paksa telah begitu mengakar sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menghilangkannya.
Hingga akhir abad ke-17, terdapat hampir 700.000 orang yang diperbudak yang tinggal di Amerika Serikat, yang nilainya mencapai jutaan dolar jika dikonversi dengan nilai mata uang saat ini.
Tren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18. Pada 18 Desember 1865, Amandemen ke-13 diadopsi sebagai bagian dari Konstitusi Amerika Serikat.
Amandemen tersebut secara resmi menghapuskan perbudakan, dan segera membebaskan lebih dari 100.000 orang yang diperbudak, dari Kentucky hingga Delaware.