Kurs Rupiah Ditutup Menguat Ditopang Optimisme Pemulihan Ekonomi Global
Rupiah sore ini ditutup menguat 22 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.358 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.380 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat. Salah satu pemicunya yaitu optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi global.
Rupiah sore ini ditutup menguat 22 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.358 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.380 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Penguatan didukung oleh optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi di tengah pandemi sehingga pelaku pasar masuk ke aset berisiko untuk mengambil peluang," kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu (2/2).
Tapi, di sisi lain, pelaku pasar masih mewaspadai sentimen kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral AS The Fed yang lebih agresif yang bisa mendorong penguatan dolar AS kembali.
"Kondisi inflasi AS yang meninggi dan situasi ketenagakerjaan AS yang membaik mendukung kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif," ujar Ariston.
Sementara itu dari dalam negeri, Ariston menilai pelaku pasar mengamati perkembangan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia yang kembali naik.
Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air pada Selasa (1/2/2022) kemarin mencapai 16.021 kasus, sehingga total kasus mencapai 4,34 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 2.980 kasus.
"Pasar juga mewaspadai situasi pandemi di Tanah Air yang kasus barunya meningkat tajam dimana pembatasan ekonomi yang lebih ketat bisa menekan rupiah ke depan," kata Ariston.
Sentimen Domestik Lainnya
Sentimen domestik lainnya yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen yang dipicu oleh kenaikan harga sejumlah bahan makanan.
Dengan terjadinya inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen, maka inflasi tahun kalender tercatat 0,56 persen dan secara tahunan (yoy) 2,18 persen.
Menurut Ariston, kenaikan inflasi tersebut bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, tren kenaikan inflasi bisa menganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan sehingga bisa menekan rupiah.
"Tapi dari sisi moneter, ini bisa menjadi alasan Bank Indonesia untuk mulai mengetatkan kebijakan moneternya yang bisa menjaga perbedaan yield rupiah dengan dolar AS terjaga sehingga membantu menjaga nilai tukar rupiah bertahan terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.305 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.315 per USD hingga Rp14.382 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp14.347 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.392 per USD.
(mdk/idr)