Kurs Rupiah Hampir Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pada tanggal 23 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir mencapai Rp16.000.
Pada tanggal 23 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir mencapai Rp16.000.
Kurs Rupiah Hampir Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Biang Keroknya
Biang Kerok Kurs Rupiah Hampir Sentuh Rp16.000 per USD
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah sejak Israel dan Palestina kembali memanas.
Kondisi ini terjadi karena investor global beralih ke aset-aset safe haven seperti emas.
Pada tanggal 23 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir mencapai Rp16.000.
Sepanjang sejarah ini merupakan ketiga kalinya nilai tukar rupiah tembus hampir Rp16.000.
Nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.000 terjadi pertama kali pada tahun 1998.
merdeka.com
Lantas mengapa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa menyentuh angka Rp16.000?
Berikut penjelasan yang dilansir dari akun instagram @ngomonginuang:
Kenaikan nilai tukar rupiah dapat disebabkan karena mata uang suatu negara diperjual berikan, misal penukaran uang rupiah menjadi dolar amerika dan sebagainnya.
Kegiatan tukar menukar mata uang, menentukan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar.
Selain itu adanya konsep ekonomi permintaan dan suplai juga berlaku.
Jika permintaan tinggi maka harga akan cenderung naik.
Sehingga ketika banyak orang menukar rupiah menjadi dolar, maka permintaan dolar akan tinggi yang membuat mata uang Negara Paman Sam menguat atau memiliki nilai lebih tinggi.
Tingginya jumlah orang yang menukar mata uang rupiah menjadi mata uang negara tertentu memiliki alasan tersendiri, antara lain:
1. Prospek Investasi Sektor Riil
Jika Investasi asing masuk ke dalam negara, maka nilai permintaan mata uang negara tersebut akan ikut meningkat, sehingga nilai mata uangnya menguat.
Dengan begitu, menukar rupiah menjadi mata uang tertentu menjadi sebuah investasi yang menjanjikan.
Untuk melakukan investasi ini perlu melihat prospek dari sebuah negara.
Apabila memiliki kestabilan politik, ekonomi dan suku bunga tinggi, maka akan banyak investor dari negara lain masuk ke negara tersebut.
Sehingga investasi tersebut dapat dijalankan dengan baik.
2. Perdagangan Ekspor-Impor antar Negara
Lebih banyaknya jumlah impor daripada ekspor, akan membuat mata uang suatu negara semakin melemah.
Begitupun sebaliknya jika jumlah ekspor lebih besar maka nilai mata uang suatu negara akan menguat. Alasannya, karena banyak pembeli mancanegara membutuhkan mata uang tersebut.
3. Konsensus bersama
Sejak perang dunia 2, mata uang dolar Amerika Serikat dikategorikan sebagai aset paling aman (safe haven currency), yakni mata uang ini menjadi cadangan devisa banyak negara di dunia.
Sehingga menjadi mata uang dengan permintaan stabil, dan pilihan utama dalam berinvestasi.
Di sisi lain dolar AS juga menjadi patokan banyak komoditas, misalnya minyak, batubara, dan lainnya.
Hal ini membuat nilai dolar AS menjadi tempat berlabuh ketika ekonomi terguncang.
Bahkan ketika krisis ekonomi 2008 yang dimulai oleh kredit macet Amerika, tetap saja dolar AS menguat dibanding dengan mata uang lain.